Friday, December 16, 2011

Cerpen Cinta -Samudera Cinta




Cerpen Samudera Cinta

Ketemu lagi sahabat pemikir cerdas kali ini ada yang baru ni tentang Cinta sahabat.Sahabat sudah pernah kan merasakan bagai mana cinta itu datang dan pergi sesukanya.Nah sekarang kita akan berbicara tentang cinta sahabat abis2san  kita berbicara mengenai cinta sahabat.

senja selalu tersenyum ramah pada kemuningnya...
awan - awan berbalut jingga kehitaman....tentram,
tutur lembut angin masih sama dengan hari kemarin


ah terlalu sepikah hingga yg dalam itu kini membeku hingga kelu... 
menyambut waktu dan menyisakan masa pada bait - bait purnama ..
buaian sederhana yg memikat... berirama bersenandung sendu..
dan...senyum indah itu bernama... samudera...
sementara malam terlalu hening ketika denting tak menguak bunyi dari persembunyiannya...


masih membekas... lengkap kini yang sudah terampas...


akan tetapi walau smua terpecah, terbelah

yg 1 tetaplah setia
karena CINTA tidak mengakhirkan dirinya dengan kenestapaan,
melainkan... keikhlasan yg dapat buat KITA BAHAGIA dengan kuat dari-NYA
suara hatiku terlalu kelu ...
kelu untuk terikat dalam bahasa, ataupun tertuang pada kata – kata mutiara...
sementara di luar sana...
gejolak jiwa terus paksaku ntuk katakana yang sesungguhnya..


biru, masihkah biru alirku?
sementara pulau itu terlalu gersang pada karam ombak yang mencoba menyapu lembut setiap tepinya..


(Ratih .Septiana)
Jakarta
AL Farouq Home
Selasa, 19 Juli 2011
8/51 pm

 ***************************************************************************************



Pecahan logam itu, terlalu kekal untuk ku hilangkan. Kepingan yang lebih berharga dari mutiara itu, entahlah sulit lagi ku temukan.
maaaf ganggu ni sahabat.. kata-kata berikut mantap banget....

Malam ini seperti malam yang sudah – sudah. Menikmati lampu – lampu kota dari balkon lantai 2 aku terdiam, termenung khidmat. Bukan tanpa isi, yah... masih sama. Hembusan nafas bersama doa, kerlingan mata sayu membawa harapannya, tinggi ke langit yang hitam berhias bintang itu. Namun keikhlasan itu, yang bersamanya luka peneguh langkah cerita tetap aku haturkan utuh penuh pada Dzat yang lebih jujur dari kejujuran hatiku saat ini, lebih mengerti dari apa yang tidak aku fahami, apa yang terjadi dengan diriku saat ini.


Ah siapa yang mengira senyum setiap pagi itu coba sembunyikan getirnya rasa, apakah sekitar dapat mendengar isakan tangisku bersamaannya dengan diamku yang seribu bahasa? Kalau begini, aku jadi kangen dan rindu bapak, hmm kangen sama rindu apa bedanya? ( hmm....)


“ kehidupanmu akan termulai lebih baru nul, dan semoga lebih baik” terngiang kalimat dari sahabat sedari aku duduk SD. Devi.., tahukah aku pun rindu kebersamaan kita. Devi yang dulu manja, ternyata sekarang ia bertambah dewasa. Hehehehe peace dev, jangan marah deh kalau aku bilang begini. Ah, kau tahu apa yang menjadi kisahku, kau tahu itu, terakhir kali ngobrol by chat dia bilang “ Semoga dipertemukan dengan yang lebih baik, dan segera. Amin” doanya setelah kita berdua chat berdua.


Ingat juga dengan.....

“mbak, apa kabar? Aku semalam mimpiin kamu, aku kangen waktu kita makan bareng, mbak sehat kan? kangen kalau kita makan pasti mbak minta aku beli krupuk ke warung sebelah, itu kebiasaan yang aku rindukan...., bagaimanapun mbak tetap mbakku, aku sayang sama mbak, jaga diri baik – baik di sana ya....” sms Vian adikku yang ke 2 batinku tumben nih anak smsperhatian yang sedikit romantic, padahal dia cuek banget, di susul sms Thosan, “ Assalamualaikum..., mbak apa kabar? Kamu baik baik aja to? Sehat?” 


Thosan, Vian, Oki..3 jagoan yang diamanahkan padaku, oh Ibu... maafkan aku jika aku tak dapat sepenuhnya menjaga mereka. Doaku selalu bersama kalian wahai para pemuda. Rinduku, ah.. haruskah aku menuliskan dan membicarakan itu, tidak. Ku rasa kalian tahu bagaimana bentuk cintaku untuk kalian.


Lampu – lampu yang indah, angin yang lembut. Berdesir hatiku dibuatnya..., aku merasa nyaman kadang ketika saat sendiri seperti sekarang ini. Teringat pula kata salah satu sahabat hangat diskusiku , kak Eko hehe.. “masih lagu lama? Kakak ga mau ah baca tulisan yang masih di Solo, sekarang kan sudah di Jakarta udah jadi cewek metropolis harusnya ga sama dong, kakak mau liat warna yang beda dari Anna” semangat dan dukungan itu... terima kasih kak. Insya Allah tanpa harus menjadi “cewek metropolis” seperti yang kakak bilang, pastilah kakak bisa baca warna yang lain dari diri Anna, meski“isi” dari Anna tetap sama. Heheee....


********************************************************************


“ eh ratih entih........, ngapain di situ?” panggilan sayang kak Lina mengejutkanku yang menyepi di sudut depan balkon lantai 2, entih itu anti katanya, tapi emang dia suka manggil gitu, heheee..

“ lagi liat lampu kak, bagus, indah juga ya kalau diliat dari sini. Anna suka” jawabku tanpa bergeming dari tempat dudukku.

“Iya, tapi jangan ngelamun.. ga baik, mending baca buku atau tilawah” saran kak Lina kepadaku. “ siap Murabbi, cuma Anna pengen di sini aja dulu kak, tenang aja Anna ga ngelamun kok, insya Allah dzikirnya sama doa di hati sambil diam” jawabku nyengir.

Kak Lina adalah salah satu kakak akhwat yang satu rumah denganku kini, beliau baik dan sering juga menjadi tempat shareku. Termasuk share tentang sekarang yang entah mulai karam, atau hilang...pulau itu..., semoga dia tetap berseri tanpaku. Tentu dan pastilah, bukankah ketika penjagaanku tak sanggup lagi ku lakukan, aku sudah meminta Allah agar menjaganya.., karena ku tahu ALLAH, sebaik – baiknya penjaga.

“ lagi mikir apa sih, kok serius banget, Anna ada masalah ya? Kenapa? Jangan sedih – sedih dong”hibur hangat kak Lina, jadi inget kak Elyana, yang doyan banget bilang gitu, tapi sekarang  dia sedang koas di salah satu Rumah Sakit Karawang. Hmm, kak El kangen deh Anna.

“ ga kok , Cuma menghayati pemandangan aja, Tadzabur Alam dengan diam” jawabku setengah bercanda.

“ owh okey, silahkan dilanjutkan deh entih hehe” katanya sambil berlalu.

*********************************************************************************


 1 rumah dengan akhwat ber- 13 dan semuanya dokter, mungkin yang sastrawati aku aja, hihihi... kata kak Sonia “bahasa Anna terlalu tinggi, tak fahamlah apa tuh artinya, Anna dapet darimana sih? Jiplak atau bikin sendiri?” tanyanya kemarin yang juga sering baca status halaman FB ku,“

jiplak ga ada ah di kamus Anna, Anna lebih suka dijiplak, daripada menjiplak, hehehe, kecuali kalau sangat penting dan pasti ana kasih sumbernya” jelas ku waktu itu.


Jadi kangen kakak Murabbi yang sekarang udah pulang ke Negara asal, Malaysia, kak Dina,  puisi cinta Ana dibacanya 3 kali, baru masuk maknanya.

“ Anna akak dah baca dah puisi ana kena 3 kali baca barulah faham, bahasa tinggi sangat, tak faham, tapi  bisa juga, like like like... sedih bacanya huhuhu” begitu komentnya setelah puisi cinta by email Anna layangkan padanya. Hmm ukhty... betapa aku juga sangat merindukan dirimu.



Kalau Pulau? Siapa pulau itu na? Itu hanya kami yang tahu... dan matahari ada dalam sisi keterangan yang paling jelas. 3 rangkaian yang ketika di satukan menjadi keindahan tersendiri. Samudera, Pulau dan Matahari. Semoga Allah menjaga mereka. Amin.

*******************************************************************


tempat untuk bersandarnya waktu dan keadaan hati yang kadang tak menentu...
semua terkemas apik, meskipun sederhana dalam kenangnya....
tapi mungkin tidak dalam menemani dan mengisi keksosongan hari dan hampanya...


ijinkan ku titipkan pada-Mu...
bahwasannya smua ini begitu berarti...


ijinkanlah aku perjelas garis – garis ketulusanku untuknya....
ijinkanlah semua merasa damai karena nadir memaksimalkan segala upaya...

ku mohon pada-Mu....
jangan jadikan cacat dalam paras atau pada ruas kanvas yg terukir jelas pada kemas utuhnya hati..
untuk dia dan mereka....


tempatkanlah kenang indah pada hati yang selalu berbunga...
atau bahkan pada gelapnya masa ketika ia bermuram...

untuk dia dan mereka yang menjadi sebuah kenangan dan realita....

 **********************************************************************************

Kak Meisya hanya tersenyum mendengar share ku kali ini, share tentang fasal Tauhid yang bertema
Bagaimana kah Kita Mengenal Allah?”


“jadi Anna, mengambil yang pada intinya atau simplenya, bagaimanakah untuk kita mengetahui, mengenal dan merasakan kewujudan Allah, adalah dengan cara kita lebih dalam mengenali apa yang ada dalam diri kita. Kehidupan ini adalah seni yang  paling sempurna. Manusia terlahir dengan akal, perasaan, dan fikiran. Dan semua itu berfungsi karena ia hidup. Hati yang hidup adalah dia yang peka, dan yang mampu merasakan kesakitan, kesedihan, kebahagiaan. Subhannallah banget kan kak? Dan pastilah semua itu tersusun rapi, kepercayaan kita terhadap ciptaan Allah, akan membawa kita bertambah yakin karena keberadaan Allah itu pun tertanda ada dalam diri kita.”



Lagi..., Murabbiku tersenyum. “benar Anna, seperti gambaran yang tadi ana singgung, jika ada mobil yang berjalan, pastilah ada yang mengendarai itu keyakinan kita, dan manusia yang hidup itu ada yang mengendalikan. Bumi yang berputar itu ada yang mengatur, itu tidak berdiri sendiri, tidak bergerak  tanpa ada yang menggerakkannya. “ jelasnya ulang.


“ yah, seperti yang ada di dalam surah AL Jasiyah ayat 3 – 4 :

‘Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk orang-   orang yang beriman.

Dan pada penciptakan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini,’ 


Tapi di sini bukan berarti kita dapat memahami sifat Allah yang kesemuanya, misalkan Anna memang pernah tertanya sendiri untuk apa sebenarnya Allah menciptakan kita? Mematikan kita, dan Mengatur sedemikian rupa?  Dan si sinilah jawabannya, karena manusia berbatas pengertiannya. Dan untuk sifat – sifat Allah yang tidak kita ketahui seperti juga Allah Maha Tinggi, dan Dia Layak untuk Disembah, yang Maha Suci, Maha Menghitung.  Anna jadi inget ceramah ustadz Jefri al Bukhori,   beliau berkata “ kita tak pantas untuk memikirkan pekerjaan Allah,  yang seperti bagaimana Allah bisa menganggapi doa – doa dan mengabulkan permintaan para hambaNYA, Bagaimana Allah Mengatur sedemikian rupa rangkaian kehidupan manusia, kita tidak boleh, karena itu bukan hak kita. Ada bagian yang tak mampu kita untuk melampauinya ataupun berfikir tentannya. Tugas kita adalah sebagai muslim yang beriman ... sami’na waa’tona, kami dengar dan kami taat.” Jelasku panjang lebar.


“Iya.. “ jawabnya singkat diserati senyum khasnya. Hmm kak Meisya.

“Anna ada mau share apa – apa ga?” tanyanya,

“hmm......, apa yah, mungkin sedikit, boleh?” kataku balik bertanya.


“banyak juga ga papa kalu kita sempet” jawabnya ramah.


“ Gini...,ada seseorang menuaikan kasih sayangnya, akan tetapi ternyata kasih sayang itu membuahkan hasil yang tidak diharapkan, katakanlah bahwasannya sebuah perhatian yang di taburkan ternyata malah membawa ketidak sukaan pada yang lainnya. Di sini seseorang bukannya tidak adil dalam membaginya, ia berusaha, hingga pada akhirnya jika keadaannya sudah dapat mengotori hati yang lain, karena ketidak sukaan mereka terhadap dirinya, ia akan pergi... mungkin tanpa harus meninggalkan apa yang menjadi keputusannya, bagaimana menurut kakak? Apakah ada kasih sayang yang menyakiti? Anna rasa tidak, tapi kisah ini sangat berbeda.” Jelasku serius, sedikit sendu.


“maksud Anna keputusan dalam hal apa?” selidik kak Meisya,

“keputusan untuk jujur, menjadi diri sendiri, untuk tetap membagi kasih sayangnya sekalipun dalam alur dan cara yang berbeda, karena bukankah keputusan itu adalah bagian dari komitmen itu sendiri? “jelasku dengan tersenyum lembut.

“ Baiklah, lalu kenapa perhatian seseorang itu bisa menjadikan yang lain tidak suka? “ tanyanya lagi.

Dan aku menggeleng, “ Anna tidak tahu, yang pasti kesedihan seseorang itu bukan karena tertampikknya kasih sayang yang ia bagi, namun justru kasih sayangnya itu bisa menyebabkan orang lain tidak suka. Dan ia sadar kalau itu bisa menyebabkan hati ternodai, yang bisa menjadi rasa iri, ataupun dengki. Karena itulah dia beranjak pergi, bukan karena ia menjadi seorang pengecut, tapi dia lebih mementingkan perasaan yang lainnya, dibanding perasaan dia sendiri.” Jawabku panjang.


“Kakak rasa, tak perlu selalu menjaga perasaan orang lain, karena perasaan seseorang yang Anna ceritakan itu juga penting, karena di dalam hatinya ada kejujuran untuk berbuat baik, terserah saja jika yang lain tidak suka, yang penting orang itu melakukan dengan hati yang ikhlas, kalaupun tidak ada respon yang baik, tak perlu juga memaksakkan kehendak  untuk mengambil hati seseorang yang kita kasihi, kita boleh beranjak dari keadaan itu, tanpa harus berubah sikap ataupun menunda niat yang ingin kita buat, bukankah itu lebih baik? Yang penting ridho Allah sama kita” nasehatnya halus.


Aku tersenyum “ yah, kakak betul, dan itulah yang seseorang itu lakukan sekarang, karena orang yang mengerti bukanlah dia yang memaksa orang yang dikasihinya untuk berubah, tapi sebaliknya, adalah dia yang menerima apapun yang ada dalam diri orang yang ia sayangi, karena ia yakin dengan penerimaan itu mungkin suatu waktu Allah-lah yang akan memberi tahu



Kak Meisya tersenyum lagi memandangku, sambil mengusap bahuku “ iyah, insya Allah”

 ***************************************************************************

Lain Waktu.....

Masih mencoba mengerti dan memahaminya, untaian nasehatnya... ,Dia yang juga tak lelah memberiku semangat,
“Anna, ada hadis cantik coba denger” pintanya,

“Barangsiapa memurkakan Allah swt untuk meraih keridhoan manusia maka Allah murka kepadanya & menjadikan orang yg semula meridhoinnya jadi murka kepadanya. Dan barang siapa yang menginginkan Keridhoan Allah swt (meskipun) dlm kemurkaan manusia, maka Allah swt akan meridhoinya & meridhokan kepada orang yg pernah memurkainya, sehingga Allah swt memperindahnya, memperindah ucapannya dan perbuatannya dalam pandangannya.”  

 (HR. Athabrani)

So, Anna, Karina minta Anna tetep semangat yah!”  katanya dengan senyum di balik layar kaca skype sore tadi


 Yah Karina , sahabat hangat dan sangat tepat bagiku ketika Allah mempertemukan kita. Sekalipun dia jauh karena musti menyelesaikan pendidikan di Negara yang menjadi impianku bertandang ke sana  sebelum aku mengenalnya karena tempat yang begitu teduh juga asri menurutku, New Zeland, tapi ku rasa ia faham cinta dan kasih ini tak akan berkurang.



Ku jawab singkat yang dengan senyum sesungguhnya penuh haru “ insya Allah, jazakillahu khoir ya ukhty...”.


“terima kasih ya Allah kau berikan aku kekayaan dengan memiliki sahabat seperti dia” batinku sembari mendengar nasyid Maher Zain berudul “Thank You Allah”, ah entahlah... jika aku mendengarkan lagu ini, sungguh lagu itu mengingatkan bagaimana aku bersyukur karena bertemu dengan dia, sebuah nama cinta bernama Karina.


***********************************************************************

Kehidupan biarlah ku eja atas nama doa, ikhtiar dan tawakal.
Seikat dan segumpal harap rindu mendayu menuju kekal, tak semudah dan tak segampang ku balik kan telapak tanganku.
Biarlah lembut hati yang kan meluluhkan segala kekerasan, tak ada satupun jiwa yang tak mau berbahagia, namun bukankah keindahan itu tak selalu ia yang bersama?
Ku eja atas asma asma yg penuh cinta dan kasih itu, agarlah tenang hatiku ketika badai ragu menerjang teguh dan yakinku. Semua menari, semua menyanyi, berdendang tentang sebuah alur alur sendu. Nyanyian alam membaringkan jiwa pada kerinduan – kerinduan yang alami, namun sungguh tak pernah ku temui smua itu di sini. Kalupun ingin menghadirkan salah satu sisi yang hidup dengan alami, sungguh itu membutuhkan waktu yang lebih mengerti dan memahami.


senja masih tersenyum ramah pada kemuningnya... 
tutur lembut angin masih sama dengan hari kemarin...


ah terlalu sepikah hingga yg dalam itu kini membeku hingga kelu... 
menyambut waktu dan menyisakan masa pada bait - bait purnama ..


*********************************************************************


Aku tak tahu, terkadang semua yang utuh dan penuh dari hati itu sungguh benar aku haturkan pada mereka, tapi aku sadar ....seperti apa yang pernah aku ucapkan “tak semua kebaikkan, akan di terima dengan baik dan berbalik dengan baik” yah, tapi sebenarnya kebaikan itu adalah setelah kita memberikannya, bukan pada saat kita berbagi dengan kebaikkkan itu sendiri. Karena hasil dari kebaikkan yang terkadang tak sesuai dengan harapan, adalah hal yang menguji sebuah niat yang tulus yang lahir dari hati. Seseorang yang tulus itu akan tahu, apa yang menolaknya lantas tidak menjadikan kesetiaannya berkurang untuk menjaga kemurnian dari ketulusannya. Karena Kasih sayang itu tidak merusak. Menetap pada hal yang sering bertemankan “penerimaan”, adalah bagian dari “kebesaran” dari sebuah ketulusan. Bukankah ketulusan itu akan terbayar mahal oleh kesadaran? Ya, itu pasti.... karena Tuhan Maha Adil. Dia tahu apa yang ada dalam hati ini.



Wanita ayu nan manis itu pernah mengajarkanku tentang sebuah kesabaran, penerimaan yang sangat luar biasa menurutku dalam kehidupan. Keteguhan yang kuat, kekurangan yang tak menjadikan beban yang menghalanginya untuk memberi. Dia adalah Ibuku. Dan dari dirinya aku belajar kini.


Ku rasa tak perlu menyalahkan orang lain, jika semua apa yang diberi kembali dengan hal yang tidak mengenakkan. Mungkin aku yang salah, aku salah menuangkan air dalam cawan – cawan yang masih tertututup rapat, hingga tumpah dan aku sendiri yang basah. Samudera itu memiliki birunya yang terbentang, air nya yang menyejukkan setiap orang yang memandang. Namun terkadang pula tak ada yang mau jika airnya yang berlebih itu menyejukkan santun pengertian yang sulit untuk difahamkan. Karena tak semua musti dibicarakan, mencoba untuk diam sesaat dan merasakan apa yang ada di sekitar, itulah yang harusnya kita lakukan. Agar kita tahu apa yang terjadi, dan dimana letak kurang bijak kita dalam kedewasaan ini.



Seseorang membutuhkan kesedihan agar ia mengenal arti kebahagiaan….
Seseorang memerlukan rasa amarah ketika ia menghadapi keegoisan, agar ia tahu apa arti berbagi dan bertoleransi…
Dan, Seseorang tidak akan pernah kuat  jika ia tak pernah merasa jatuh , sakit dan kembali bangkit….


******************************************************************************


Jangan pernah merasa “sudah” memberikan yang terbaik, jika semua yang tengah kita beri dan bagi itu adalah karena ada tujuan tersendiri ( egois).  Karena kehidupan ini adalah untuk selalu dipelajari dan dipahami, hingga kita mengenal sebenar – benarnya arti dari “pengertian”. Banyak orang yang mengerti, tapi tidak faham dalam bersikap dan memutuskan persoalan, sebab itulah kita dianjurkan untuk selalu belajar, karena untuk mempertahankan suatu yang baik itu jauh lebih sulit daripada sebelum kita mendapatkannya.



Dan kehidupan yang aku tahu dan aku mengerti, memang tak mudah.
Tak ada jalan yang tak terjal bagi sebuah “keikhlasan, kebaikkan, ketulusan” , karena semua yang baik memang menanjak untuk menjadikan kita giat “berlatih”. Entah itu hati kita, kesabaran kita, maupun pengertian yang betul – betul memahami dari rasa mengerti itu sendiri.


ada yg berkata "tak selamanya kejujuran itu menjadikan kita lebih baik, karena diam itu adalah "emas". Itulah mengapa kejujuranpun harus diseimbangi sikap & pemikiran yang dewasa, yang bijaksana  dalam menyampaikannya. Karena itu pun, kebenaran terkadang datang terlambat,  dan jujur memerlukan waktu. 


Biarlah yang indah itu terdapat bagian yang tak sesuai dengan apa yang kita inginkan, karena mungkin tanpa kita sadaripun kesempurnaan adalah ketika semua warna beradu dalam corak – corak tinta yang berbeda. Sehingga senja itu pun akan terlihat lebih haru membiru dengan warna merah, orange, hitam, kelabu, merah dan juga ungu… , (lucu ya kayak pelangi :P )


Dan hidup akan menjadi sangat berwarna ketika kita mampu memaknai sebuah peristiwa dengan sebijak dan sedewasa mungkin. Pengertian adalah ilmu kehidupan. Dan kehidupan membutuhkan suatu ketegasan dan keberanian untuk memilih, karena keberanian adalah kejujuran. Dan si sinilah letak“tarbiyah hati“ yang sesungguhnya.



Dan karena ku yakin, luka apapun yang tak dapat disembuhkan oleh manusia, namun dengan kesempurnaan-NYA akan dapat menyembuhkan segala luka. Sungguh tiada yang Mustahil bagi Allah ta’alla.

****************************************************************************


Untukmu yang ku sayangi karena kasih-Nya kepadaku agar membagikannya untukmu... 

ada banyak hal yang mungkin tak kau tahu dariku,
betapa banyak tersimpan segala kurangku atau bahkan lebihnya kasihku yang ku kemas dalam hati yang bahkan tertuai untukmu, namun kau tak merasakan hal itu...
dan aku masih setia untuk satu jujurku yang masih tersimpan baik ,
bahwa itu demi Ridho-Nya ...
jejak – jejak langkahku kan terukir pasti bersama waktu yang ada padamu, pada KITA.


 *********************************************************************************


ada senyum tipis pada wajah yang sedari datar mengingat semua waktu itu...
di luar hujan telah mewakilkan sebuah perasaan yang teramat dalam...

Sebelum aku Pergi,
Kenanglah aku dalam sederhananya masa dengan jujurnya rasa,
Karena semua tuangan tinta tak akan kau temui sedikitpun dusta di dalamnya...
Dan yang kau kenal adalah samudera cinta bernama Anna.... 
 











Ratih .Septiana
white_rose
Jakarta
AL Farouq Home
Kamis, 21 Juli 2011
1 . 27 pm

Cerpen-Samudera Cinta

Blog Pemikir Cerdas sebagai media untuk berbagi informasi dan tutorial simple untuk dunia IT.

Comments

Masukan sahabat sangat berarti untuk perbaikan kedepannya.
EmoticonEmoticon