Sahabat pemikir cerdas yang pada suka baca cerpen cinta. Cerpen berikut ini merupakan kiriman dari salah seorang sahabat pemikir cerdas. Nama sahabat ini Sukma, untuk sahabat yang lain silakan kirimkan cerpen sahabat. Mari berkarya lewat tulisan sahabat.
Mantan Kekasih
Jam sudah menunjukkan
pukul 1.15 wib dini hari, tapi aku masih tidak bisa memejamkan mata ini untuk
beristirahat setelah seharian menghabiskan waktu dikantor. Sangat lelah memang,
tapi surat yang kuterima siang tadi membuat pikiran ku melayang, pergi jauh
menuju beberapa tahun lalu saat aku mengenal seorang gadis. Tepatnya mantan
kekasihku. Seorang yang telah meninggalkan kenangan yang sangat berbekas dalam
hati ini. Tak kusadari waktu telah lama berlalu, hingga saat ini, bersama surat
yang berada dalam genggamanku.
Bandung, 23 Februari
‘14
“Dear Ari……… Hey
kamu,apa kabar? Sudah lama aku tak mendengar kabar darimu,semenjak hari
itu,hari dimana kisah kita berakhir.
Tak terasa sudah lama sekali kita tak bertemu. Ya…memang
kita sudah berjauhan semenjak tali kasih itu dimulai,tapi setidaknya kita masih
berkomunikasi dengan sangat baik saat itu. Bagaimana harimu disana,apa kamu
bahagia? Hmm aku yakin kamu bahagia, karena jika tidak pasti aku merasakannya
juga disini, karena kamu belahan jiwaku, ya.. itu hanya ucapku,HANYA
ucapku,karena mungkin kamu tidak merasakn itu.
Oh ya, bagaimana dengan pekerjaanmu disana? Aku dengar
sekarang kamu telah bekerja di suatu perusahaan hebat disana, dan jabatanmu
juga bagus, aku ucapkan selamat atas apa yang telah kamu raih. Semoga kamu
nyaman dengan pekerjaan itu dan bisa meraih impianmu yang selama ini diimpi –
impikan. Ya..aku yakin itu,karena kamu punya kemauan yang kuat, dan aku akan
selalu mendoakan mu, mendoakan kesuksesan mu dalam setiap bait doaku, tak
pernah lupa ku selipkan namamu dalam bait – bait itu. Karena kamu orang yang
selalu aku kasihi dengan sepenuh hati, yang selalu hadir hiasi mimpiku, selalu
memenuhi relung hati ini , orang yang tak pernah absen kurindukan, selalu
kurindukan dalam keheningan malam.
Saat ini aku telah menamatkan studiku,sudah menyandang
gelar yang selama 4 tahun ini kunantikan. Ingin rasanya saat toga itu ada
dikepalaku kamu melihatnya secara langsung,karena aku ingin membagi rasa
bahagia ini denganmu setelah dengan kedua orang tuaku. Sungguh aku ingin
berbagi kebahagiaan denganmu,karena dulu kita punya cerita tentang ini, angan –
angan untuk hidup bersama. Setelah aku menamatkan studiku kita punya
impian indah, rencana untuk hidup bersama, rencana yang membuat kita semangat
menjalani hubungan yang dipisahkan oleh jarak. Tapi itu dulu sebelum semuanya
berubah menjadi seperti sekarang, kita yang sekarang. Yang menjalani hidup
sendiri tanpa status hubungan menjadi sepasang kekasih.
Aku selalu tersenyum jika mengingat masa – masa indah saat
kita bersama, kau anugerah terindah yang pernah Tuhan titipkan untukku. Jika
mungkin sekarang disana kamu telah mendapatkan pengganti diriku yang selalu
mengisi harimu dengan kebahagiaan, aku turut senang dengan itu, karena
bahagiamu adalah bahagiaku
Jika mungkin kita belum berjodoh di dunia ini, aku berharap
kau adalah jodohku di akhirat nanti.
I LOVE U……
Maaf, jika aku menyita waktu mu sebentar untuk hal seperti
ini, tapi itu semua kulakukan karena hanya ingin kamu tetap tau kalau ada
seseorang yang selalu mencintaimu disini, yaitu aku, aku yang masih sama
seperti pertama kali kita kenal dan merajut asa itu, aku orang yang benar –
benar mencintaimu dengan setulus hati karena ALLAH swt.”
Salam manis
SAURA
Tiba – tiba dadaku terasa
sesak kembali. Sudah yang ketiga kalinya aku membaca surat yang ia kirimkan,
tapi tetap saja dada ini sesak. Apa sebenarnya yang kuraskan? Apa aku
merindukannya? Apa karena aku masih sangat mencintainya? Entahlah…
Pertanyaan itu masih
berputar – putar dalam kepalaku. Ingin rasanya kuhubungi dia untuk sekedar
mendengar suaranya. Tapi berkali – kali keinginan itu kupatahkan. Apa ini
penyesalan yang sebenarnya sudah kutakutkan kedatangannya sejak lama? Ya..
mungkin saja,tapi kenapa tiba – tiba ia mengirimkan ku surat seperti ini? Apa
sebenarnya yang ia inginkan? Apakah ini adalah jalan agar aku dapat
dipertemukan kembali dengannya? Hmm entahlah…