Friday, July 29, 2011

Cara merubah tampilan chat facebook ke tampilan lama

Cara merubah tampilan chat facebook ke tampilan lama

Hai sahabat Pemikir Cerdas
facebook sekarang ada tampilan baru, khususnya tampilan chatnya. Pada tampilan facebook yang baru ini semua teman yang online g bisa ditampilkan seluruhnya. Nah bagi sahabat yang mau mengembalikan tampilan facebook itu bisa kita lakukan. Sahabat bisa lihat teman sahabat yang online seluruhnya untuk dapat mengembalikan tampilan chat dengan tampilan chat yang lama sahabat bisa dapatkan dimengembalikan tampilan facebook. Setelah sahabat klik mengembalikan     tampilan facebook,sahabat bisa lihat apa yang terjadi. Sahabat bisa lihat semua teman sahabat yang online. Sebelum sahabat mencobanya sahabat harus terlebih dahulu login facebook agar nantinya sahabat bisa lansung menikmati chatnya.Selamat mencoba sahabat.

Monday, July 25, 2011

Saya Tidak Tahu

Saya Tidak Tahu


Sahabat jika hanya dikatakan cerdas  sebagai tolak ukur untuk mengetahui sagalanya. apakah itu benar?
Menjadi cerdas, tidak berarti mengetahui segala jawaban.
Terkadang,jawaban paling cerdas yang anda dapat katakan adalah "Saya tidak tahu".

Diperlukan rasa percaya diri dan kecerdasan extra untuk mengakui ketidak tahuan anda. Dan saat anda melakukannya, anda sedang dalam proses mempelajari jawaban sesungguhnya.

Seringkali. karena alasan kebanggaan dan mencegah rasa tidak aman,kita mengatakan tahu, padahal kita tidak tahu.

Lewat cara ini, kita telahmenyia-nyiakan kesempatan untuk belajar lebih lanjut.

Percayalah, tidak ada salahnya anda tidak mengetahui suatu hal.

Bagian penting dari kebijaksanaan adalah mengetahui batas pengetahuan anda. Mengetahui apa yang anda tahu dan apa yang anda tidak tahu.

Orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang tahu dan mengerti,bahwa tak semua pertanyaan dapat ia jawab.

Orang yang benar-benarcerdas, adalah orang yang mau bertanya, mau belajar, mau bertumbuh.

Gunakan pengetahuan yang anda miliki, dan miliki pengetahuan yang andaperlukan. Itu adalah jalan terbaik yang dapat anda tempuh.
Belajar Dari Kesalahan

Belajar Dari Kesalahan


Sahabat selama ini pernah melakukan kesalahan? Jangan menganggap kesalahan itu sebagai  penyesalan tapi jadikan kesalahan itu sebagai pelajaran kita untuk masa yang akan datang sahabat.
Pikiran manusia memang sulit untuk dikendalikan, Dalam hidup, terkadang kita banyak mengunakan pembenaran untuk hal yang sebenarnya salah / kurang baik, dalam hal ini adalah karena untuk pembelaan terhadap diri sendiri.Dan terkadang kita tidak dapat melihat kebenaran dan kebaikan yang dilakukan oleh orang lain, yang dalam hal ini dikarenakan oleh iri hati atau ketidaksukaan pribadi.Sulitnya melihat kebaikan sebagai kebaikan, kesalahan sebagai kesalahan.semua dikarenakan sangat sulit untuk menilai diri sendiri,Sulit membangkitkan kebaikan di dalam diri, dan sulit mengendalikan kesalahan diri sendiri.

Apapun itu selama kita dapat mempelajari sifat-sifat kita, menyadari semua kesalahan kita, dan berusaha untuk mengubah diri kita kearah yang benar dan positif, semua adalah baik adanya dalam hidup kita.Tidak ada orang yang selama hidupnya tidak pernah berbuat kesalahan, tetapi kita dapat belajar dari kesalahan. Apapun harus dapat diterima, apapun harus mau dipelajari ( dalam konteks hal yang positif ). maka kita akan menjadi lebih baik lagi.

Walaupun sulit tetapi harus di praktekkan, jangan berhenti sampai ditengah jalan harus berjuang agar hidup kita menjadi lebih baik dan lebih baik lagi ( better and better).mari kita bersama-sama melangkah dalam kemajuan hidup bukan sebaliknya.Sadari semua orang memiliki kelebihannya sendiri, memiliki kekurangannya sendiri dan harus terus berusaha untuk bersama-sama saling mendukung dan memotivasi.

Ini ada cerita renungan tentang seekor anak burung unta yang ingin belajar terbang,. Dia merasa malu karena orang tuanya dan kelompoknya tidak bisa terbang, sedangkan sejak dilahirkan dia sering sekali mengamati burung-burung lain yang dapat terbang kesana-kemari.Sedangkan hidup mereka hanya bisa berlari kesana-kemari, menari dan berputar-putar.Akhirnya ketidakpuasan akan hidup pun melanda dirinya.

Dia pun pergi meninggalkan komunitasnya dan berguru pada burung gereja. Kawanan burung gereja pun menertawakannya dan mereka meninggalkan anak burung unta itu sendirian.Anak burung unta tersebut pantang menyerah, terus mencari guru baginya untuk bisa terbang, dan pergi menemui kawanan burung beo, burung beo pun berkata: ”Aku sejak lahir sudah punya sayap, tetapi aku hanya dilatih untuk bicara, hidup dalam kandang bagaimana bisa terbang, orang membutuhkan suaraku, bukan keindahanku dalam mengepakan sayapku.”

Lalu anak burung unta tersebut, masih penasaran dengan guru yang mungkin dapat membantunya belajar terbang dia pun mencari burung elang, Burung elang dengan sombongnya berkata:” Lihat badanmu yang begitu besar, bagaimana kau bisa membawa badanmu yang berat itu untuk mengarungi angkasa raya? Sudah jangan bermimpi…. Pulang saja sana!”Masih pantang menyerah dan pergi menemui burung nazar (burung pemakan bangkai).

Lalu Kawanan burung nasar itu senang dengan hadirnya burung unta yang bodoh itu sebab dia adalah santapan lezat untuk mereka. Mereka pun berkata: ”Hai anak burung, Kami akan mengajarimu terbang, tetapi kamu harus terbang dari puncak bukit ini dan terjun ke jurang dibawah sana dengan mengepakan sayapmu. Sekarang belajar dulu di daratan ini untuk mengepakan sayapmu, kemudian berlari sekuat tenaga untuk terbang melewati puncak tebing ini sampai di puncak tebing seberang ”

Apa yang terjadi? Burung onta itu jatuh ke dalam jurang dan menjadi mangsa empuk bagi para burung nazar yang kemudian berpesta pora.Seandainya burung unta itu mendengarkan nasihat orang tuanya, maka ia akan baik-baik belajar tarian burung unta, dan akan hidup dengan bahagia menghibur semua orang di kebun binatang dengan keanggunan tariannya, membuat dirinya dihargai sebagai burung ‘balerina’ dan ‘penari handal’, atau pun sebagai ‘burung pelari marathon’ . Tetapi semua berubah mengenaskan karena kebodohannya dan ketidakpuasan dirinya.

Think about your future possibilities and the fact that your potential is virtually unlimited. You can do what you want to do and go where you want to go. You can be the person you want to be. You can set large and small goals and make plans and move step-by-step, progressively toward their realization.
Jangan Jadikan Takdir Sebagai Kambing Hitam

Jangan Jadikan Takdir Sebagai Kambing Hitam

Sahabat ini ada cerita yang menarik ,cerita ini bisa jadi motivasi untuk kita sahabat.
Sering kita mendengar orang yang selalu gagal dalam mencapai kesuksesan hidup  berkata, ” Ini sudah takdir saya, dan saya harus ikhlas menerimanya.”
Benarkah orang tersebut gagal karena memang dia sudah ditakdirkan hidup sebagai seorang pecundang ?.

Ketika ada yang tidak naik kelas, apakah memang takdrinya ? ataukah dia yang tidak mau belajar dengan tekun ?

Ketika ada pengusaha yang jatuh bangkrut, apakah itu sudah takdirnya ? ataukan dia yang kurang kreatif dan inovatif sehingga perusahaannya kalah bersaing dengan perusahaan kompetitornya ?

Ketika ada selebrity yang sudah beberapa kali mengalami kegagalan dalam membina kehidupan  rumah tangga, apakah itu karena takdir yang harus dijalaninya ataukah karena selebrity tsb tidak memiliki tekad dan komitmen yang tinggi untuk mempertahankan keutuhan keluarganya ?

Yang jelas tulisan ini tidak bermaksud memanipulasi pengertian takdir sebagai suatu bentuk keimanan kepada Tuhan. Akan tetapi lebih kepada Takdir jangan selalu dijadikan tumbal sebagai pembenar atas kesalahan kita dalam menyikapi pasang surutnya kehidupan.

Hidup akan terus berjalan ” Live is go on”, permasalahannya adalah bagaimana kita menyikapi setiap permasalahan hidup yang muncul dan  tetap bisa tampil sebagai pemenang.

Untuk bisa menjadi pemenang kita wajib memiliki mental sebagai pemenang atau jawara.

Seorang pemenang akan selalu optimis dan penuh harapan menatap masa depan meskipun harus mendaki bukit yang terjal dan lembah yang curam.

Seorang pemenang melihat setiap permasalahan sebagai suatu tantangan untuk dipecahkan dan bukan untuk dihindari.

Menurut Vincent T, Lombard “ Perbedaan antara seorang pemenang  (Winner) dengan seorang pecundang (Looser) bukanlah karena kurangnya kekuatan atau kurang pengetahuan tetapi karena kurangnya kemauan”

Seorang pemenang  akan mendudukkan ” Takdir ” sebagai suatu hubungan sebab akibat dan bukan hanya sebagai hasil akhir dari sebuah perjuangan yang panjang dan melelahkan.

Tapi apa sih sebenarnya takdir itu ?

Takdir adalah ukuran atau takaran. ”Takdir adalah hukum Tuhan yang diberlakukan untuk kehidupan manusia dan alam raya. Kata takdir (taqdir) terambil dari kata “qaddara” berasal dari akar kata “qadara” yang antara lain berarti mengukur, memberi kadar atau ukuran.

Jika Anda berkata, ʺAllah telah menakdirkan demikian,ʺ maka itu berarti, ʺAllah telah memberi kadar, ukuran, atau batas tertentu dalam diri, sifat, atau kemampuan maksimal makhluk‐Nya”.

Kalau melihat praktek sehari‐hari, saya melihat bahwa yang menjadi masalah bukan bagaimana takdir itu dipahami atau diartikan. Ini sepertinya sudah “muttafaqun alaih” atau sudah kita sepakati bersama.

Lalu apa yang menjadi masalah?

Yang menjadi masalah adalah bagaimana orang memahami posisi dirinya dalam takdir Tuhan. Bagaimana orang meletakkan dirinya dalam lingkaran takdir Tuhan itulah yang membedakan orang per‐orang. Ini terjadi ketika kita membawa konsep takdir ini untuk menjelaskan nasib kita. Nasib di sini terkait dengan warna‐warninya keadaan diri kita, misalnya: sukses‐gagal, sengsara‐bahagia, berpenghasilan banyak dan berpenghasilan sedikit, maju‐mundur, menang‐kalah, dan seterusnya.

Sebagai ilustrasi adalah, adanya orang yang mengangkat atau memposisikan dirinya sebagai “sebab” atau “penyebab” (the cause) dalam takdir Tuhan. Tetapi ada juga orang yang memposisikan dirinya sebagai “akibat” (the effect) dalam takdir Tuhan.

 Jika kita tahu, sadar dan yakin bahwa seluruh nasib yang kita terima hari ini (nasib karir, nasib studi, nasib usaha, nasib keluarga, dst) adalah akibat (langsung dan tidak langsung) dari pilihan‐pilihan yang telah kita ciptakan di masa lalu, maka kita telah memposisikan diri kita sebagai penyebab (the cause). Kita adalah penyebab dari nasib kita.

Sebaliknya, jika kita meyakini bahwa seluruh nasib hidup yang kita terima hari ini merupakan takdir Tuhan (bukan karena pilihan kita), maka di situ kita telah memposisikan diri sebagai akibat (the effect). Pemahaman kita tentang takdir itu kita angkat sebagai sebab (penyebab) dan kita memposisikan diri sebagai akibat.

Pertanyaannya adalah, apakah anda menjadi Penyebab ataukah anda menjadi Akibat?

Kata orang bijak, hidup ini adalah pilihan (life is choice). Terkait dengan ini, kita pun boleh memilih antara memposisikan diri sebagai Penyebab dan boleh pula memposisikan diri sebagai Akibat. Namun demikian, satu hal yang tidak bisa kita pilih adalah konsekuensinya.

Jika kita memilih sebagai Penyebab, maka kita mempunyai otonomi pada diri kita, tetapi kalau kita memilih sebagai Akibat, maka dengan sendirinya otonomi itu hilang. Berbagai studi membuktikan bahwa orang yang punya otonomi atas dirinya jauh lebih sehat dan jauh lebih bagus nasibnya.

Hal ini juga sejalan dengan salah satu Hukum Alam yang sekarang lagi menyedot perhatian masyarakat di seluruh dunia yaitu adanya fenomena ” Hukum Daya Tarik “ atau “ The Law of Attraction” dimana dalam salah satu bukunya “The Secrets Law of Attraction”,  Jack Canfield & D.D Watkins menyatakan bahwa : “ Kita semua adalah produk dari seluruh pikiran kita yang pernah terlintas, dari yang pernah kita rasakan, dan dari tindakan yang kita ambil selama ini. Dan…..pikiran yang ada di benak kita hari ini, perasaan yang kita rasakan hari ini, dan tindakan yang kita lakukan hari ini akan menentukan apa yang akan kita alami besok”.

“Kelirulah seseorang yang hanya mengingat takdir pada saat terjadi malapetaka. Tapi, lebih keliru lagi yang mempersalahkan takdir untuk malapetaka yang menimpanya. Bagi mereka yang menutupi kesalahanya dengan dalih takdir, tidak kecil dosa yang mereka sandang.”(Prof. Quraish Shihab).

Saat  ini Krisis Ekonomi Global kembali menerjang kita, yang dimulai dari krisis yang melanda Negara Super Power Amerika Serikat yang terus berimbas keberbagai Negara, termasuk Indonesia.

Ditengah himpitan berbagai masalah ekonomi yang menimpa sebagian besar masyarakat kita tsb maka adanya krisis global tsb semakin menambah berat beban yang harus dipikul setiap keluarga untuk dapat hidup layak sebagaimana mestinya.

Namun dengan pemahaman tentang Takdir yang benar maka kita upayakan untuk dapat memposisikan diri sebagai Penyebab (The Cause)  atas nasib kita. Apa reaksi dan tindakan serta antisipasi kita atas krisis ekonomi global yang terjadi saat ini sangat menentukan kondisi dan nasib kita di masa depan.
Dengan demikian kita akan melakukan upaya-upaya maksimal untuk tetap dapat bertahan ditengah badai krisis yang sedang melanda kita.

Kita tetap optimis bahwa badai pasti akan berlalu, dan dengan tindakan-tindakan yang tepat dan terencana serta terukur maka perahu kita akan dapat tetap terus berlayar meskipun didera oleh badai dan gelombang resesi dunia yang berkepanjangan sekalipun.

Mulai saat ini mari kita tatap masa depan dengan penuh harapan.

Harapan akan membangun mimpi seseorang, dengan harapan seseorang bisa melihat dunia dengan segala keindahannya, mensyukuri keberadaan dirinya dan merasa mampu untuk tetap bertahan.

Seorang penyair menyatakan bahwa harapan itu seperti sayap burung yang mampu membawa terbang dirinya ke alam bebas untuk bisa merasakan hidup yang sejatinya.

Berbeda dengan orang-orang yang tidak mempunyai harapan, mereka akan cendrung berputus asa. Melihat dunia dari kegelapan, merasakan bahwa keberadaanya tak ada gunanya lagi sehingga banyak juga orang yang berputus asa akhirnya menyakiti diri mereka sendiri bahkan ada yang sanggup untuk mengakhiri keberadaan dirinya sendiri, dan pada ujungnya kembali Takdir yang dijadikan kambing hitam atas kemalangan hidupnya.

Dengan menyadari bahwa Takdir adalah suatu ketentuan dari Allah SWT, namun tetap merupakan konsekwensi atas segala tindakan yang telah kita ambil, maka kita akan mendudukkan usaha atau ikhtiar sebagai jalan keluar atas segala permasalahan kita, dengan tentunya tetap bersandar pada kekuatan yang jauh lebih besar dari kita, yaitu kekuatan Sang Maha Pencipta. Untuk itu doa tetap kita mohonkan agar usaha dan langkah yang kita ambil tidak hanya baik dan sesuai dengan keinginan kita, tapi juga sesuai dan cocok dengan kehendak-NYA sebagai pemilik dan penguasa alam semesta ini.

Menutup tulisan ini, saya kutipkan pendapat salah seorang intelektual muslim kita Bapak Prof. Nurchulish Madjid, “Untuk sesuatu yang masih akan terjadi atau akan dikerjakan, kita harus berbicara tentang kewajiban melakukan ikhtiar, memilih kemungkinan yang terbaik, justru berdasarkan pengertian kita tentang hukum‐hukum ketetapan Tuhan yang menguasai hidup kita, yang dalam kitab Suci disebut taqdir atau sunah Allah.” 
Seandainya Mama Boleh Memilih

Seandainya Mama Boleh Memilih

Adakah sahabat yang mengalami broken home? dikarenakan kesibukan orang tua dan sering ditinggal keluar kota oleh orang tuanya. Jangan berpikir aneh dulu sahabat dengan keadaan itu. Nah berikut ada kisah yang mirip dengan ulasan kita ini. 
Suatu sore di sebuah rumah, seorang remaja putri baru aja pulang setelah seharian mengikuti pelajaran dan dilanjutkan ekskul di sekolahnya. Dan bukan hal yg mengherankan lagi kalau ia selalu mendapati rumahnya sepi tanpa penghuni kecuali Bik Inah yg lagi menyiram bunga di taman belakang. Ia tau. Pastilah Papanya masih sibuk di kantor, dan Mamanya selalu pulang malem ngurusin usaha konveksinya. Sedangkan kakak satu-satunya hanya pulang seminggu sekali karena harus menyelesaikan kuliahnya di luar kota.

Sebut saja ni anak, Ratih namanya. Seperti biasa sebelum masuk, Ratih selalu menggesekkan alas sepatunya di atas doormat di depan pintu. Segera ia membuka pintu, menutupnya lagi dan kemudian masuk ke dalam kamar.
Tanpa melepas seragam, dia melempar tubuhnya di atas springbed. Sebuah diary kecil ia raih dari saku tas sekolah. Kata demi kata ditorehkannya di lembar-lembar putih itu. Ia tumpahkan segala kekecewaan atas kesibukan orang tuanya dan segala kepedihan serta kesepiannya selama ini. Di raut wajahnya jelas terpancar sebuah kekecewaan yg begitu mendalam.

"ya Allah... kenapa kedua orang tuaku lebih mementingkan pekerjaannya ketimbang aku anaknya? Kenapa ya Allah..?
Papa... Mama... tahukah kalian? Betapa bahagianya aku andaikan kita semua bisa selalu berkumpul, menikmati teh bersama di teras rumah... sambil memandang langit senja yg memerah... tidakkah kalian menginginkan itu Pa...? Ma...?"

Ratih masih terus larut dalam air matanya yg mulai jatuh membasahi dan melunturkan tulisannya, ketika BB barunya berdering nyaring.

"iya Ma... kenapa??" jawab Ratih malas-malasan.

"udah mandi, Sayang..?"

"belum."

"udah makan..??"

"dah tadi di skul."

"hmmm... keliatannya anak Mama lagi sewot ni... kenapa Sayang..? tadi ada masalah ya di sekolah? bilang sama Mama, mungkin Mama bisa bantu..."

"enggak... sapa juga yg sewot... nggak ada masalah apa-apa koq.."

"ya udah... kalo Ratih nggak mau cerita sekarang, ntar aja kalo kita udah ketemu di rumah. Sekarang Ratih mau kan tolongin Mama? tolong kamu ganti air bunga tuberose di kamar Mama ya... tadi pagi Mama lupa menggantinya."

"iya..."

"hati-hati gucinya jangan sampai pecah... dan ingat..! jangan nyuruh Bik Inah..!"

Setelah melempar BBnya di kasur, segera Ratih bergegas menuju kamar Mamanya dan kemudian membawa guci yg berisi bunga tuberose itu ke keran air di belakang rumah. Setelah itu, dia bawa lagi guci bunga itu kembali ke kamar.
Dan pada saat itulah mata Ratih menangkap sesuatu tergeletak di atas meja rias Mamanya. Sebuah Buku Catatan..! Catatan Mamanya. Buku itu masih dalam keadaan terbuka dan sebuah Pena pun masih menempel manis di atasnya.
Perlahan sekali Ratih mulai menyimak kata demi kata yg berserak di lembar-lembar Buku Catatan itu.

"Anakku... bila Mama boleh memilih, apakah Mama berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu, maka Mama pasti akan memilih mengandungmu...
Karena dalam mengandungmu Mama merasakan keajaiban dan kebesaran Allah. Sembilan bulan, Nak... kamu hidup di perut Mama, kamu ikut kemanapun Mama pergi, kamu ikut merasakan ketika jantung Mama berdetak karena bahagia,
kamu menendang rahim Mama ketika kamu merasa tidak nyaman karena Mama kecewa dan berurai air mata...

Anakku... bila Mama boleh memilih apakah operasi caesar atau Mama harus berjuang melahirkanmu... maka Mama pasti akan memilih berjuang melahirkanmu...
Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga. Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat Mama rasakan. Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua. Malaikat tersenyum di antara peluh dan erangan rasa sakit yg tak pernah bisa Mama ceritakan kepada siapapun.

Dan ketika kamu hadir, tangismu memecah dunia. Saat itulah saat yg paling membahagiakan buat Mama. Segala sakit dan derita sirna, sesaat setelah melihat dirimu yg memerah. Mendengarkan Papamu mengumandangkan adzan, kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang junjungan kita Rasulullah di telinga mungilmu.

Anakku... bila Mama boleh memilih apakah Mama berdada indah atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu... maka Mama pasti akan memilih menyusuimu.
Karena dengan menyusuimu Mama telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan tegukan-tegukan yg sangat berharga. Merasakan kehangatan bibir dan badanmu di dada Mama dalam kantuk Mama, adalah sebuah rasa luar biasa yg orang lain tak kan pernah bisa ikut merasakan.

Anakku... bila Mama boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat, atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle, maka Mama pasti akan memilih bermain puzzle bersamamu. Camkan itu baik-baik, Anakku...

Tetapi ada satu hal yg sepertinya kamu harus tahu... hidup ini memang pilihan. Dan jika dengan pilihan Mama ini, kamu merasa sepi dan merana... maka maafkanlah, Nak...
Maafin Mama... Maafin Mama...

Percayalah... Mama sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yg hilang.
Sepi dan ranamu adalah sebagian duka Mama juga. Kamu akan selalu menjadi belahan jiwa Mama...
Percayalah Nak... Mama sangat menyayangimu."

Ratihpun tak kuasa lagi menahan linangan air matanya. Kalo tadi hanya menetes satu dua, sekarang ia biarkan itu semua jatuh menetes dan membasahi Catatan Mamanya. Ratihpun menangis tanpa mampu tuk menghentikannya, sampai akhirnya sebuah tangan lembut menyentuh pundaknya dari belakang,

"Mama..??"

"iya Sayang... Mama udah ada disini sejak tadi..."

Tangis Ratih pun bukan makin berhenti tapi malah makin menjadi meski pelukan Mamanya terasa begitu menenangkan kegundahannya.

"Ya Allah, karuniakanlah Mamaku semulia-mulia tempat di sisi-Mu. Karena dia memang layak untuk itu. Ampuni dosa-dosanya ya Allah... Kebaikan dia lebih banyak dari pada kesalahannya. Dan akupun sangat menyayanginya..."