Saturday, September 22, 2012

Cerpen Pendidikan - Anak adalah Peniru yang Baik

Cerpen Pendidikan - Anak adalah Peniru yang Baik

Cerpen Pendidikan - Anak adalah Peniru yang Baik

 Sahabat Pemikir Cerdas sekarang kita kembali menjelajahi cerpen pendidikan, diharapkan dengan membaca cerpen ini dapat memberikan contoh yang baik kepada kita dalam menjalani aktifitas kita dalam keseharian.Sahabat cerpen ini di tulis Oleh Fatimah Ali Salsabila . Semoga cerpen ini memberikan manfaat untuk kita semua.

Apakah pernah kita melihat seorang anak kecil menyanyikan lagu dewasa (kayaknya sering deh)? Apakah pernah kita melihat kisah seorang anak kecil merokok? Apakah pernah kita melihat seorang anak kecil memaki dan berkata kasar pada orang lain? Apakah pernah kita melihat anak kecil meminta-minta dijalan (padahal langkah mungilnya tak sebanding dengan laju kendaraan yang tak pernah sepi) dan apakah pernah kita melihat seorang anak kecil yang sedang marah membanting pintu kamarnya keras keras? Rasa rasanya semuanya pernah kita lihat, baik melihat langsung ataupun melalui televisi. Fenomena apa ini? atau apa yang sebenarnya menyebabkan mereka "pandai" melakukan perbuatan yang "sangat tidak menyenangkan" itu? 
kata kata cinta,kata kata mutiara,kata motivasi,pidato singkat,berita bola,kata kata gombal,kata kata lucu,cerpen pendidikan,cerpen sedih,tutorial blog,zodiak,ramalan bintang,berita terkini,otomotif,kata selamat ulang tahun,kata selamat hari ibu,kata kata galau


Anak adalah peniru yang baik! begitu kata salah seorang bijak, dan hei itu benar. Tanpa sadar terkadang kita mengajarkan hal-hal buruk pada anak. Ketika dia meminta perhatian kita lalu tidak segera direspon, kita mulai mengajarkan sikap acuh padanya. Ketika seorang Ibu tengah memarahi khadimat (pembantu) di depan anaknya karena kelalaian khadimat itu dalam mengerjakan tugasnya, anak diajarkan memaki pada orang lain, arogan dan sadis. Ketika seorang bapak terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan melupakan anaknya, anak mulai belajar tak membutuhkan bapaknya, jadi jangan heran ketika besar nanti dan kita sedang ingin ditemani anak kita, dia akan sibuk dengan teman-temannya. 

Tak hanya melihat contoh langsung anak bisa meniru, duhai ibu, duhai ayah, anak juga bisa meniru dari televisi. Membiarkan anak sendirian menonton siaran televisi adalah suatu kesalahan. Kita tidak tahu apa yang telah dia serap, apalagi di masa golden age-nya, masa usia emasnya antara 0-3 tahun ada juga yang bilang 0-8 tahun, masa-masa di mana kemampuan otak anak untuk menyerap informasi sangat tinggi. Apapun informasi yang diberikan akan berdampak bagi si anak di kemudian hari. Siaran televisi terkadang mengajarkan kekerasan, sinetron mengajarkan makian dan dendam. 

Duhai ibu, kesalahan terbesar kita apabila kita tidak bisa memaksimalkan pendidikan yang terbaik untuknya, Ibu adalah madrasah bagi anaknya, pendidikan tak perlu mahal, dengan menemaninya bermain dengan permainan yang tepat insyaAllah kita akan ikut andil melahirkan asset termahal kita. 

Anak adalah peniru yang baik, sebagai orangtua sepatutnya menstimulasi mereka dengan menjadi teladan yang baik. Jika orangtua senang membaca, kemungkinan besar anak pun demikian. 

Mari kita didik anak anak kita dengan sebaik-baiknya. Pertama mendidik anak dengan IMAN, untuk menghindari kesia-siaan. Kedua mendidik anak dengan ILMU, untuk menghindari kesalahan, dan ketiga mendidik anak dengan CINTA, untuk mendatangkan kebahagiaan. 

Karena anak begitu berharga, amanah yang diberikan oleh Allah pada orang-orang pilihan, merekalah yang kelak akan meringankan dosa dosa kita dengan do’a-do’a yang tak putus dilantunkan, karena malaikat tidak akan pernah bertanya, anak kita sudah bekerja dimana, penghasilannya berapa, prestasi dunianya apa. 

Marilah kita belajar dari akhlak Rasulullah terhadap anak kecil. Sejak kecil, Anas ra menjadi khadimat Rasulullah SAW. Hadits ini menggambarkan indahnya akhlak Rasulullah SAW terhadap seorang anak-anak yang bernama Anas ra. 

Dari Anas r.a., “Aku telah melayani Rasulullah SAW selama 10 tahun. Demi Allah beliau tidak pernah mengeluarkan kata-kata hardikan kepadaku, tidak pernah menanyakan : ‘Mengapa engkau lakukan?’ dan pula tidak pernah mengatakan: ‘Mengapa tidak engkau lakukan?’”(Hadits Riwayat Bukhari) 

Bolehlah sejenak kita resapi kata kata seorang bijak ini: 

Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki 

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi 

Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah 

Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri 

Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri 

Jika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkian 

Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah 

Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri 

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri 

Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai 

Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar mencintai 

Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri 

Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan 

Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawanan 

Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan 

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan 

Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan 

Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran 

*** 

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim (66): 6) 

Segala puji bagi Allah, kita memuji, memohon pertolongan, serta ampunanNya. 

Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan nafsu-nafsu kita dan dari kejahatan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang ditunjuki oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah maka tak seorangpun yang bisa menunjukinya. 

Cerpen Pendidikan  - Anak adalah Peniru yang Baik

Friday, September 14, 2012

Susunan Warna Kabel Cross dan Straight - Jaringan Komputer

Susunan Warna Kabel Cross dan Straight - Jaringan Komputer


Susunan Warna Kabel Cross dan Straight - Jaringan Komputer

kata kata cinta,kata kata mutiara,kata motivasi,pidato singkat,berita bola,kata kata gombal,kata kata lucu,cerpen pendidikan,cerpen sedih,tutorial blog,zodiak,ramalan bintang,berita terkini,otomotif,kata selamat ulang tahun,kata selamat hari ibu,kata kata galau

Sahabat Pemikir cerdas yang suka bermain di jaringan komputer tentu sahabat sering berhadapan dengan namanya kabel UTP sebagai salah satu media untuk conneksi. kebanyakan menyebut dengan kabel LAN ya sahabat . Nah sahabat ujung dari kabel tersebut kan dipasangkan RJ45 atau juga 11 bagi yang membutuhkan. Nah sekarang kabel itu UTP itu bisa kita buat menjadi 2 jenis kabel LAN :
1. Kabel Straight
2. Kabel Cross Over
Berikut ini Susunan Kabelnya sahabat.
kata kata cinta,kata kata mutiara,kata motivasi,pidato singkat,berita bola,kata kata gombal,kata kata lucu,cerpen pendidikan,cerpen sedih,tutorial blog,zodiak,ramalan bintang,berita terkini,otomotif,kata selamat ulang tahun,kata selamat hari ibu,kata kata galau
Gambar A Cross Over dan Gambar B  Straight
                                           
Susunan Warna Kabel Cross Over

Putih Hijau
Hijau
Putih Orange
Biru
Putih Biru
Orange
Putih Coklat
Coklat


Susunan Warna Kabel Straight :
Putih Orange
Orange
Putih Hijau
Biru
Putih Biru
Hijau
Putih Coklat
Coklat

Semoga ini bisa membantu ya sahabat.

Susunan Warna Kabel Cross dan Straight - Jaringan Komputer




Tuesday, September 11, 2012

Kata Kata Motivasi - Tetaplah Tanam Padi

Kata Kata Motivasi - Tetaplah Tanam Padi


Kata Kata Motivasi - Tetaplah Tanam Padi 

Sahabat yang berbahagia pada saat ini berikut ini ada sedikit kata-kata motivasi yang dapat menggugah hati sahabat. Semoga bisa memberikan manfaat untuk sahabat.
kata kata cinta,kata kata mutiara,kata motivasi,pidato singkat,berita bola,kata kata gombal,kata kata lucu,cerpen pendidikan,cerpen sedih,tutorial blog,zodiak,ramalan bintang,berita terkini,otomotif,kata selamat ulang tahun,kata selamat hari ibu,kata kata galau


Saat kita menanam padi... Rumputpun ikut tumbuh ......

TAPI saat kita menanam rumput...
Tidak pernah tumbuh padi

Dalam melakukan "kebaikan"... Kadang² hal yang "buruk" turut menyertai ......

NAMUN saat melakukan "keburukan"...
Tidak ada "kebaikan" bersamanya....

Jangan bosan untuk berbuat "baik"...
Meski kadang tidak sempurna.

Manusia menjadi sempurna justru karena memiliki...
"Kekurangan" disamping "Kelebihannya".

Maka kita tetap Bersyukur, Kita masih di beri kesempatan untuk terus memperbaharui........
dan memperbaiki segala kekurangan

dikutip dari Kumpulan Cerita Penuh Hikmah

Kata Kata Motivasi - Tetaplah Tanam Padi

Sunday, September 9, 2012

Cerpen Pendidikan -  di Usia 21 TAHUNKU

Cerpen Pendidikan - di Usia 21 TAHUNKU


Cerpen Pendidikan -  di Usia 21 TAHUNKU

Sahabat  pemikir cerdas cerpen ini di posting bertepatan juga dengan ultah mimin yang ke 21 th sahabat. Cerpen ini sangat menyentuh saya sahabat , dengan membaca cerpen ini membuat saya sadar sahabat apa yang telah saya lakukan selama ini sahabat. Saya sangat berterima kasih kepada Bang  Yogie Edi Irawan yang telah menulis cerpen ini. Banyak pelajaran yang saya dapatkan dari cerpen ini. Pesan2 yang ada di cerpen ini juga sampai dengan baik kepada diri saya. Sahabat semoga dengan membaca cerpen ini sahabat juga mendapatkan banyak pelajaran yang sahabat dapati. 

kata kata cinta,kata kata mutiara,kata motivasi,pidato singkat,berita bola,kata kata gombal,kata kata lucu,cerpen pendidikan,cerpen sedih,tutorial blog,zodiak,ramalan bintang,berita terkini,otomotif,kata selamat ulang tahun,kata selamat hari ibu,kata kata galau

“Masih 20 tahun, masih muda ya, masihpanjang. Masih banyak yang harus dikejar”.Celoteh seorang bapak paruh baya tahun lalu saat menanyakan usiaku. Saat menulis ini beberapa hari lagi usiaku genap 21 tahun. Bukan. Bukan bertambah. Itu berarti jatah hidupku telah berkurang lagi setahun dibandingkan tahun lalu. 

Tiba-tiba pikiranku melayang entah kemana. Merenungi usiaku saat ini. Apa beruntungnya usia mudaku saat ini? Masih panjangkah jatah hidup yang diberikan Allah padaku? Andai jatah hidupku di dunia ini 63 tahun, seperti jatah usia Rasulullah, dengan usiaku saat ini 21 tahun, berarti usia hidupku tinggal 42 tahun lagi. 

Andai jatah hidupku di dunia ini 53 tahun, dengan usiaku saat ini 21 tahun, berarti usia hidupku tinggal 32 tahun lagi. Andai jatah hidupku di dunia ini 43 tahun, dengan usiaku saat ini 21 tahun, berarti usia hidupku tinggal 22 tahun lagi. Andai jatah hidupku di dunia ini 33 tahun, dengan usiaku saat ini 21 tahun, berarti usia hidupku tinggal 12 tahun lagi. 

Andai jatah hidupku di dunia ini 23 tahun, dengan usiaku saat ini 21 tahun, berarti usia hidupku tinggal 2 tahun lagi. Bagaimana jika jatah umurku sudah habis dan besok atau lusa Malaikat Ijrail mencabut nyawaku? Duh! Adakah aku masih bisa tenang dengan usia 21 tahun? Atau aku masih bisa santai dan berleha-leha? 

Sedangkan Malaikat Ijrail selalu mengintaiku. Jika demikian, betapa tidak akan terasa menjalani sisa hidup yang lebih pendek lagi; 42 tahun, 32 tahun, 22 tahun, 12 tahun, 2 tahun atau malah cuma dua hari lagi... Andai selama 21 tahun itu aku tidur selama delapan jam perhari, berarti sepertiga hidupku hanya dipakai untuk tidur, yakni sekitar 7 tahun. 

Andai sisa waktuku perhari yang tinggal 16 jam itu kupakai 4 jam untuk bermain-main dengan teman, ngobrol ngalur ngidul, santai dan melakukan hal-hal yang tak berguna, berarti sisa waktuku perhari tinggal 12 jam. Sebab yang 12 jamnya dipakai untuk tidur dan melakukan hal-hal tadi. 12 jam berarti setengah hari. Jika dikalikan 21 tahun, berarti 10,5 tahun (separuh umurku) hanya kupakai untuk tidur dan melakukan hal-hal yang tak berguna. 

Dalam usia 21 tahun ini, aku, sudah mulai bekerja efektif pada usia 19 tahun. Berarti aku bekerja sudah 3 tahun. Jika rata-rata aku bekerja 8 jam perhari, berarti aku telah menghabiskan waktuku untuk bekerja 1/3 x 3 tahun = 1 tahun. Artinya, dari 21 tahun itu aku menghabiskan total kira-kira 11,5 tahun hanya untuk tidur dan bekerja mencari dunia: termasuk nongkrong dengan teman, ngobrol ngalor-ngidul, santai, dan mungkin melakukan hal-hal tak berguna. 

Lalu aku bandingkan dengan aktivitas ibadahku, juga dakwahku. Andai shalatku yang lima waktu, ditambah shalat-shalat sunnah, memakan waktu total hanya 1,5 jam perhari, berarti aku hanya menghabiskan 547 jam pertahun untuk shalat. Itu berarti hanya 23 hari pertahun. Andai aku benar-benar menunaikan shalat umur 15 tahun (saat tiba baligh), berarti aku baru menghabiskan sekitar 138 hari (= 23x6(21-15)) untuk shalat. 

Artinya, selama 21 tahun, aku menunaikan shalat hanya 4 bulan 18 hari! Bagaimana dengan aktivitas dakwahku? Ah, malu rasanya aku. Teringat Mush’ab bin Umair yang di usia 20 tahun menjadi duta untuk membuka dakwah di Madinah. Teringat pula Muhammad Al-Fatih Murad yang menjadi panglima besar dalam Penaklukan Konstatinopel di usia 21 tahun. Atau legenda dakwah modern, Hasan Al-Banna, yang diusianya ke-22 tahun mendirikan pergerakan dakwah bernama Ikhwanul Muslimin. Sedangkan aku? 

Masa mudaku habis ditelan kesia-siaan. Jika kesadaran agamaku saja baru muncul diusia 18 tahun dan dakwahku baru kumulai pada usia 20 tahun serta hanya memakan waktu rata-rata 1 jam sehari, berarti aku menghabiskan waktu kira-kira 6 hari untuk berdakwah. Artinya, tak sampai satu minggu aku meluangkan waktuku untuk berdakwah. Tak ada seujung kukunya pun dibandingkan dengan beliau-beliau yang kusebutkan tadi. 

Aku teringat dengan firman Allah (yang artinya) :“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”(QS adz-Dzariyat : 56) 

Saat merenungi kembali ayat itu, hatiku menangis. Betapa tidak. Allah menciptakan hidupku dan memberiku usia 21 tahun sesungguhnya agar aku gunakan untuk beribadah kepada-Nya. Namun kenyataannya, hidupku dan masa mudaku habis untuk tidur dan bekerja mencari dunia, juga melakukan hal yang sia-sia. 

Sebaliknya, hanya sebagian kecil usiaku aku habiskan untuk ibadah dan dakwah. Bekerja juga kan termasuk ibadah Gie..? Baik. Sekarang bagaimana jika semua itu ternyata tidak bernilai di sisi Allah? Bagaimana jika amal-amal ku ternyata tidak diterima oleh Allah? Bagaimana jika shalatku yang jarang sekali khusyu itu ditolak oleh Allah? 

Bagaimana pula jika dakwah ku pun –yang mungkin kadang bercampur dengan riya dan tak jarang minimalis- tak dipandang oleh Allah? Betul. Aku tidak boleh pesimis. Aku harus penuh harap kepada Allah, semoga semua amal-amal ku Dia terima. Namun, aku pun sepantasnya khawatir jika semua amal yang selama ini aku anggap amal shalih dan bernilai pahala, ternyata sebagian besarnya tak bernilai apa-apa di sisi Allah. Na’udzu billah. 

Aku memang tidak berharap seperti itu. Di sisi lain, setiap hari, puluhan kali aku bermaksiat. Kalikan saja, misalkan, dengan 6 tahun usiaku (21 tahun dikurangi masa kanak-kanak prabalig). Ya Allah, setiap detik karunia dan nikmat-Mu turun kepadaku. Namun setiap detik pula dosa dan kesalahanku naik kepada-Mu. 

Ya Allah, Tuhan kami. Selama ini kami hanya menzalimi dan menganiaya diri kami sendiri. Jika saja Engkau tidak mengampuni dosa-dosa kami, tentu kami termasuk orang-orang yang merugi (Do’a Nabi Adam as) Tuhanku, tidaklah pantas aku menjadi penghuni Firdaus-Mu. Namun, tak mungkin pula aku kuat menahan panasnya Neraka-Mu. Karena itu, terimalah tobatku dan ampunilah dosa-dosaku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa dan Engkau Mahabesar. Amin. (Do’a Imam al-Ghazali) 

Tangerang, 3 Juni 2010 

ikhwan_gie@yahoo.co.id


Cerpen Pendidikan -  di Usia 21 TAHUNKU

Saturday, September 1, 2012

Cerpem Motivasi : KUATNYA SEBONGKAH HARAPAN

Cerpem Motivasi : KUATNYA SEBONGKAH HARAPAN


Cerpem Motivasi : KUATNYA SEBONGKAH HARAPAN

sahabat pemikir cerdas kali ni ada cerpen yang akan menggugah semangat sahabat untuk menjalani atau meraih suatu impian sahabat .  Bacalah dengan baik dan tangkap pesan yang ada pada cerpen ini sahabat, mudah2n itu akan membantu sahabat. Pesan kecil yang memiliki kekuatan besar sahabat.
kata kata cinta,kata kata mutiara,kata motivasi,pidato singkat,berita bola,kata kata gombal,kata kata lucu,cerpen pendidikan,cerpen sedih,tutorial blog,zodiak,ramalan bintang,berita terkini,otomotif,kata selamat ulang tahun,kata selamat hari ibu,kata kata galau


Dahulu, ada seorang pengusaha yang cukup berhasil di kota ini. Ketika sang suami jatuh sakit, satu per satu pabrik mereka dijual. Harta mereka terkuras untuk berbagai biaya pengobatan. Hingga mereka harus pindah ke pinggiran kota dan membuka rumah makan sederhana. Sang suami pun telah tiada. 

Beberapa tahun kemudian, rumah makan itu pun harus berganti rupa menjadi warung makan yang lebih kecil sebelah pasar. 

Setelah lama tak mendengar kabarnya, kini setiap malam tampak sang istri dibantu oleh anak dan menantunya menggelar tikar berjualan lesehan di alun-alun kota. Cucunya sudah beberapa. Orang-orang pun masih mengenal masa lalunya yang berkelimpahan. Namun, ia tak kehilangan senyumnya yang tegar saat meladeni para pembeli. 

Wahai ibu, bagaimana kau sedemikian kuat?, mengapa semua cobaan yang telah menderamu tidak sanggup menghilangkan senyum tulus diwajahmu yang sudah mulai termakan usia ? 

"Harapan nak! Jangan kehilangan harapan. 

Bukankah seorang guru dunia pernah berujar, karena harapanlah seorang ibu menyusui anaknya. 

Karena harapanlah kita menanam pohon meski kita tahu kita tak kan sempat memetik buahnya yang ranum bertahun-tahun kemudian. 

Sekali kau kehilangan harapan, kau kehilangan seluruh kekuatanmu untuk menghadapi dunia". 

salam kasih & hangat untuk Anda semua, 

peace & love 

sumber: Motivasi Net


Cerpem Motivasi : KUATNYA SEBONGKAH HARAPAN