Showing posts with label Cerpen. Show all posts
Showing posts with label Cerpen. Show all posts

Monday, February 29, 2016

Cerpen Romantis - Penyesalan Termanis

Cerpen Romantis - Penyesalan Termanis

 Cerpen Romantis - Penyesalan Termanis

Seperti biasa aktivitas rutin yang tak pernah terlewatkan dikala senja menyapa, kududuk termenung di serambi depan rumah sambil menikmati indahnya senja yang tak bisa kulukiskan dengan kata-kata. Dihiasi kicauan burung dan canda tawa anak-anak yang sedang bermain melengkapi pesona indahnya senja saat itu.
Cerpen Romantis
Seketika suasana itu kelihatan bagai lukisan abstrak saat feeling jelek mulai merasuk kepikiranku yang penuh dengan tanda tanya. Entah mengapa tiba-tiba aku kepikiran sama dia. Sudah 1 minggu dia ngak ada kabar, SMS dariku pun ngak dibalasnya. Tanpa pikir panjang ku delet nomornya dan berusaha untuk melupakan janjinya. ************
Sang fajar yang malu-malu menampakkan dirinya semakin membuatku malas untuk beranjak dari tempat tidur. Semakin kupaksa membuka mata ini semakin kuat pula rasa ngantuk ini. Handphone yang dari tadi bergetar, akhirnya bisa melawan rasa ngantuk ini.

Dengan sigap kupelototin handphone dan membaca pesan yang masuk. Waduh.....hari ini kan hari pertama sekolah setelah libur Ramadhan. Tanpa pikir panjang dengan lekas kuberanjak dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi. Dengan tergesa-gesa ku berangkat ke sekolah berharap tidak terlambat sampai disana. Halo, Assalamualaikum ini dengan siapa yah ? “tanyaku pada seseorang yang kudengar suaranya di balik Handphone”.

Kok kamu bertanya seperti itu, emangnya kamu tidak save nomorku ? “jawabnya dengan nada kesal”. Maaf kemarin nomor kak arfa saya delet karna saya pikir kakak menghindar dari saya. Lagian kakak juga yang salah, waktu itu saya SMS kakak tapi ngak dibalas jadi mending aku delet deh nomornya. “jawabku panjang lebar”. Maaf Dinda bukan maksud kakak untuk menghindar, tapi kebetulan waktu itu kakak ngak punya pulsa jadi SMS kamu ngak kakak balas.

Percakapan mereka pun berlanjut walaupun hanya sebentar karena Rika yang dari tadi memberi kode padaku, itu tandanya ia sudah ingin pulang. Akhirnya percakapan itu kuakhiri dengan hati yang lega karena telah mendengar penjelasan darinya. Antara percaya dan tidak, tapi penjelasan dari kak Arfa kemarin masih membuatku ragu akan keseriusannya padaku.

Kuambil handphone yang sengaja kusimpan di saku celanaku. Kurangkai kata demi kata yang intinya tentang Komitmen yang dia janjikan padaku lalu kukirim secepatnya melalui Via SMS. Berharap jawaban darinya sesuai dengan apa yang kuinginkan. Berselang 5 menit dia membalas SMSku, dengan cepat kumembuka pesan darinya. “Maaf Dinda.....untuk saat ini orang tua Kanda belum memberi lampu hijau. Orang tua kanda menginginkan supaya kanda sukses dulu kemudian memikirkan yang namanya pernikahan”.

Berbagai macam alasan dia kirim melalui via SMS, tapi ada satu alasan yang paling membuatku Sakit hati banget mendengarnya ketika SMS itu bunyinya seperti ini “Dinda,,,,sebenarnya yang ibuku suka bukan kamu tapi Mira sahabatmu yang kamu temani ke rumah waktu itu”. Sejenak kumenarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya sambil memandangi langit yang begitu cerah. Kuletakkan kembali Handphone di saku celana dan coba mereplay kembali kejadian beberapa hari yang lalu. Saat itu kamu dan teman kamu berkunjung kerumah untuk silaturahmi sekalian menepati janjimu padaku.

 Ke esokan harinya giliranku untuk menepati janjiku. Karena aku malu datang kerumahmu sendirian, maka kuajaklah sahabatku Mira. Mira pun menyetujui permintaanku dan menemaniku untuk berkunjung kerumahmu dan berkenalan dengan orang tuamu. Feelingku waktu itu memang tidak baik ketika kulihat orang tuamu lebih akrab dan lebih sering memandang Mira ketimbang menoleh kearahku. Dengan segera feeling tidak baik itu kuhapus dipikiranku dan berharap semuanya akan baik-baik saja.

Tapi nyatanya apa yang kupikirkan saat itu, benar-benar jadi kenyataan hari ini. Antara pecaya dan tidak, tapi saat itu hatiku hancur banget. Bagaikan berada di atas awan kemudian tiba-tiba dihempaskan ke bumi. Ya Allah kuharap penyesalanku hari ini bisa berbuah manis, lebih manis dari buah apapun yang pernah aku makan “Gumamku dalam hati dengan penuh harapan”.

 Aku masih ingat, 2 minggu yang lalu kita berkenalan lewat jejaring sosial Facebook. Waktu itu kamu mengirim pesan di inboxku. Berselang beberapa hari kita mulai akrab dan ternyata kamu adalah seniorku waktu kuliah dulu. Semakin akrab semakin menggebu-gebu hasratmu untuk menjadikanku sebagai pacarmu. Tiap hari menelpon untuk menunggu jawaban dariku, dan akhirnya kuputuskan untuk menjalaninya dengan sebuah KOMITMEN yang kamu janjikan padaku.

Walaupun saat itu sudah kujelaskan kalau ternyata saat ini ada seorang temanku yang sudah memantapkan hatinya dan hendak melamarku. Aku yakin mungkin kak Arfa yang terakhir mengisi hari-hariku dan demi memilihnya aku rela untuk menyakiti hati seseorang. Seorang teman yang begitu baik hatinya dan tidak pernah menuntut banyak kepadaku. Akhirnya apa yang kudapatkan, cuma sakit hati atas apa yang kamu perbuat padaku. Hari demi hari kuratapi nasibku, mengingat semua janjimu membuatku sangat muak. Ingin rasanya kulumpuhkan ingatan ini agar tidak mengingat perbuatanmu padaku.

 Sabar dan sabar itulah yang kulakukan saat ini. Walaupun masih terasa sakit hati ini tapi kuyakin aku bisa menjalaninya dengan senyuman dan beberapa motivasi dari sahabat-sahabatku. Benar kata pepatah bahwa penyesalan itu datangnya selalu terlambat. Andai waktu bisa diulang kembali, aku tidak ingin mengenal yang namanya Kak Arfa “Gumamku dalam hati dengan rasa penuh penyesalan”. Status-status yang kubuat di beranda facebookku pun mengikuti suasana hatiku. Aku yang saat itu sedang asyik main facebook tiba-tiba kaget ketika ibu menerobos kamarku tanpa permisi.

 Ahhhhh,,,,,,,ibu bikin kaget saja “ucapku dengan spontan sambil menatap wajah ibu”. Nak......kalau boleh tahu konsep undangan kamu simpan dimana ? “tanya ibu sambil menyakinkanku”. Tanpa pikir panjang bergegas kucari dengan perasaan bertanya-tanya. Keesokan harinya sepulang dari sekolah, kulempar tas ketempat tidur dan kurebahkan badanku. Antara setengah tidur, tiba-tiba suara ibu membangunkanku. Dengan perasaan malas kuberanjak dari tempat tidur dan melangkahkan kaki mendekati ibu.

 Nak.....kalau bisa mulai dari sekarang konsep-konsep nama temanmu yang ingin kamu undang karena dalam waktu dekat ini ada seseorang yang ingin datang melamarmu. Antara kaget , bahagia bercampur bingung perasaan yang kurasakan saat itu. Rasa Deg-degan, bahagia, masih tidak percaya bercampur jadi satu ketika serombongan keluargamu datang untuk MELAMARKU.

Padahal waktu itu aku bela-belain memilih orang lain ketimbang memilihmu tanpa memikirkan perasaanmu sama sekali. Ternyata rasa PENYESALANKU pada Kak Arfa kau obati dengan cara ini. Terima kasih calon Imamku, mungkin kaulah jodoh buatku yang ditunjuk oleh Allah. “Ucapku dalam hati sambil tersipu malu ketika kudengar keluargamu dan keluargaku sudah menemukan titik terang”.

Cerpen Romantis - Penyesalan Termanis 

Tuesday, February 23, 2016

Cerpen - MANAJEMEN WAKTU

Cerpen - MANAJEMEN WAKTU

MANAJEMEN WAKTU


Sudah lama sekali rasanya tidak update. Bolehlah sedikit berbagi dari teman buat sahabat2 pemikir cerdas. Menurut sahabat penting g manajemen waktu? jika masih ragu untuk menjawabnya mungkin kisah pendek berikut ini bisa memberikan gambaran pada sahabat untuk menjawabnya.
Manajemen waktu

Suatu hari, seorang ahli ‘Manajemen Waktu’ berbicara didepan sekelompok mahasiswa bisnis, dan ia memakai ilustrasi yg tidak akan dengan mudah dilupakan oleh para siswanya.

Ketika dia berdiri dihadapan siswanya dia berkata:”Baiklah, sekarang waktunya kuis ” Kemudian dia mengeluarkan toples berukuran galon yg bermulut cukup lebar, dan meletakkannya diatas meja. Lalu ia juga mengeluarkan sekitar selusin batu berukuran segenggam tangan dan meletakkan dengan hati-hati batu-batu itu kedalam toples.

Ketika batu itu memenuhi toples sampai ke ujung atas dan tidak ada batu lagi yg muat untuk masuk kedalamnya, dia bertanya: “Apakah toples ini sudah penuh?”

Semua siswanya serentak menjawab,”Sudah! ?

Kemudian dia berkata, Benarkah? Dia lalu meraih dari bawah meja sekeranjang kerikil.
Lalu dia memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam toples sambil sedikit
mengguncang- guncangkannya, sehingga kerikil itu mendapat tempat diantara celah-celah batu-batu itu.

Lalu ia bertanya kepada siswanya sekali lagi:
“Apakah toples ini sudah penuh? Kali ini para siswanya hanya tertegun “Mungkin belum!”, salah satu dari siswanya menjawab.

“Bagus!” jawabnya.
Kembali dia meraih kebawah meja dan mengeluarkan sekeranjang pasir. Dia mulai memasukkan pasir itu ke dalam toples, dan pasir itu dengan mudah langsung memenuhi ruang-ruang kosong diantara kerikil dan bebatuan.

Sekali lagi dia bertanya, Apakah toples ini sudah penuh? “Belum!” serentak para siswanya menjawab

Sekali lagi dia berkata, “Bagus!” Lalu ia mengambil sebotol air dan mulai menyiramkan air ke dalam toples, sampai toples itu terisi penuh hingga ke ujung atas.

Lalu si Ahli Manajemen Waktu ini memandang kepada para siswanya dan
bertanya: “Apakah maksud dari ilustrasi ini?”

Seorang siswanya yg antusias langsung menjawab, “Maksudnya, betapapun penuhnya jadwalmu, jika kamu berusaha kamu masih dapat menyisipkan jadwal lain kedalamnya!”

“Bukan!”, jawab si ahli, “Bukan itu maksudnya. Sebenarnya ilustrasi ini mengajarkan kita bahwa :

JIKA BUKAN BATU BESAR YANG PERTAMA KALI KAMU MASUKKAN, MAKA KAMU TIDAK AKAN PERNAH DAPAT MEMASUKKAN BATU BESAR ITU KE DALAM TOPLES TERSEBUT.
Apakah batu-batu besar dalam hidupmu ?

Mungkin anak-anakmu,

suami/istrimu,

orang-orang yg kamu sayangi,

persahabatanmu,

kesehatanmu,

mimpi-mimpimu.

Hal-hal yg kamu anggap paling berharga dalam hidupmu.

Ingatlah untuk selalu meletakkan batu-batu besar tersebut sebagai yg pertama, atau kamu tidak akan pernah punya waktu untuk memperhatikannya.

Jika kamu mendahulukan hal-hal yang kecil dalam prioritas waktumu, maka kamu hanya memenuhi hidupmu dengan hal-hal yang kecil, kamu tidak akan punya waktu untuk melakukan hal yang besar dan berharga dalam hidupmu”.

Nah bagaimana sahabat? sudah bisa memberikan jawaban setelah membacanya?
MANAJEMEN WAKTU


Monday, November 9, 2015

PENDAKI

PENDAKI

Pendaki

Suatu ketika, ada seorang pendaki gunung yang sedang bersiap-siap melakukan perjalanan. Di punggungnya, ada ransel carrier dan beragam carabiner(pengait) yang tampak bergelantungan. Tak lupa tali-temali yang disusun melingkar di sela-sela bahunya. Pendakian kali ini cukup berat,persiapan yang dilakukan pun lebih lengkap. 
Pemikir Cerdas


Kini, di hadapannya menjulang sebuah gunung yang tinggi. Puncaknya tak terlihat, tertutup salju yang putih. Ada awan berarak-arak di sekitarnya, membuat tak seorangpun tahu apa yang tersembunyi didalamnya. Mulailah pendaki muda ini melangkah, menapaki jalan-jalan bersalju yang terbentang di hadapannya. Tongkat berkait yang di sandangnya, tampak menancap setiap kali ia mengayunkan langkah. 

Setelah beberapa berjam-jam berjalan, mulailah ia menghadapi dinding yang terjal. Tak mungkin baginya untuk terus melangkah. Dipersiapkannya tali temali dan pengait di punggungnya. Tebing itu terlalu curam, ia harus mendaki dengan tali temali itu. Setelah beberapa kait ditancapkan,tiba-tiba terdengar gemuruh yang datang dari atas. Astaga, ada badai salju yang datang tanpa disangka. Longsoran salju tampak deras menimpa tubuh sang pendaki. Bongkah-bongkah salju yang mengeras, terus berjatuhan disertai deru angin yang 
membuat tubuhnya terhempas-hempas ke arah dinding. 

Badai itu terus berlangsung selama beberapa menit. Namun, untunglah,tali-temali dan pengait telah menyelamatkan tubuhnya dari dinding yang curam itu. Semua perlengkapannya telah lenyap, hanya ada sebilah pisau yang ada di pinggangnya. 
Kini ia tampak tergantung terbalik di dinding yang terjal itu. Pandangannya kabur, karena semuanya tampak memutih. ia tak tahu dimana ia berada. Sang pendaki begitu cemas, lalu ia berkomat-kamit, memohon doa kepada Tuhan agar diselamatkan dari bencana ini. Mulutnya terus bergumam, berharap ada pertolongan Tuhan datang padanya. 

Suasana hening setelah badai. Di tengah kepanikan itu, tampak terdengar suara dari hati kecilnya yang menyuruhnya melakukan sesuatu. "Potong tali itu.... potong tali itu. Terdengar senyap melintasi telinganya. Sang pendaki bingung, apakah ini perintah dari Tuhan? Apakah suara ini adalah pertolongan dari Tuhan? Tapi bagaimana mungkin, memotong tali yang telah menyelamatkannya, sementara dinding ini begitu terjal? Pandanganku terhalang oleh salju ini, bagaimana aku bisa tahu? Banyak sekali pertanyaan dalam dirinya. Lama ia merenungi keputusan ini, dan ia tak mengambil keputusan apa-apa... 

Beberapa minggu kemudian, seorang pendaki menemukan ada tubuh yang tergantung terbalik di sebuah dinding terjal. Tubuh itu tampak membeku,dan tampak telah meninggal karena kedinginan. Sementara itu, batas tubuh itu dengan tanah, hanya berjarak 1 meter saja.... 

*** 

Teman, kita mungkin kita akan berkata, betapa bodohnya pendaki itu, yang tak mau menuruti kata hatinya. Kita mungkin akan menyesalkan tindakan pendaki itu yang tak mau memotong saja tali pengaitnya. Pendaki itu tentu akan bisa selamat dengan membiarkannya terjatuh ke tanah yang hanya berjarak 1 meter. Ia tentu tak harus mati kedinginan karena tali itulah yang justru membuatnya terhalang. 
Begitulah, kadang kita berpikir, mengapa Sang Pencipta tampak tak melindungi hamba-Nya? Kita mungkin sering merasa, mengapa ada banyak sekali beban,masalah, hambatan yang kita hadapi dalam mendaki jalan kehidupan ini. 
Kita sering mendapati ada banyak sekali badai-badai salju yang terus menghantam tubuh kita. Mengapa tak disediakan saja, jalan yang lurus,tanpa perlu menanjak, agar kita terbebas dari semua halangan itu? 

Namun teman, cobaan yang diberikan Sang Pencipta buat kita, adalah latihan,adalah ujian, adalah layaknya besi-besi yang ditempa, adalah seperti pisau-pisau yang terus diasah. Sesungguhnya, di dalam semua ujian, dan latihan itu,ada tersimpan petunjuk-petunjuk, ada tersembunyi tanda-tanda, asal KITA PERCAYA. 

Ya, asal kita percaya. 
Seberapa besar rasa percaya kita kepada Sang Pencipta, sehingga mampu membuat kita "memotong tali pengait" saat kita tergantung terbalik? Seberapa besar rasa percaya kita kepada Sang Pencipta, hingga kita mau menyerahkan semua yang ada dalam diri kita kepada-Nya? 

Karena percaya adanya di dalam hati, maka tanamkan terus hal itu dalam kalbumu. Karena rasa percaya tersimpan dalam hati,maka penuhilah nuranimu dengan kekuatan itu.Teman, percayalah, akan ada petunjuk-petunjuk Sang Pencipta dalam setiap langkah kita menapaki jalan kehidupan ini. Carilah, gali, dan temukan rasa percaya itu dalam hatimu. Sebab, saat kita telah percaya, maka petunjuk itu akan datang dengan tanpa disangka. 

sumber: Motivasi Net 

Pendaki

Saturday, December 27, 2014

Cerpen Horor - HANTU BERKEPALA KUCING

Cerpen Horor - HANTU BERKEPALA KUCING

HANTU BERKEPALA KUCING



Apa kabar sahabat pemikir cerdas? lasa sudah tidak update lagi nih. Akhir bulan lalu dapat kiriman cerpen lagi nih dari salah satu sahabat kita Erby Suhartono. kali ini cerpen yang dikirimkan ini horor sahabat. judul cerpennya saja sudah mengarah kepada yang menyeramkan. Pada penasaran yah dengan cerpen inih... yook mari nikmati...

Gukk guk guk terdengar  suara anjing yang tak jauh dari rumah ku dan waktu pun menunjukan pukul  1 malem,,seketika aku terbangun dari tidur  dan saat itu aku mengepalkan kedua tangan ku dan  dag dig dug suara jantung ku  berdegup kencang  seperti orang yang berlari 1000 km’’’gila  dari Jakarta kebandung saja menempuh jarak 150 km,,bagaimana yang 1000 km’’?? oke aku lanjutkan kembali cerita nya
saat aku terbangun ternyata sunyi nya malam yang kurasa saat ini begitu menegangkan ,,hingga perut aku mules lalu terdengar suara
  ‘’tuttt duttt tutttt ‘’
pemikir cerdas

‘’aduh maaf aku masuk angin mungkin’’’ soalnya tadi sore ibu ku masak rebus ubi jadi mohon maaf teman teman pembaca
‘’Sebenar nya aku merasa menyesal menulis kata kata seperti  diatas itu tapi mau bagaimana lagi ini sudah perjanjian ku kepada sahabat ku kalau setiap kata kata yang ku tulis tidak boleh kurubah lagi’’
Nama ku dodot
Aku akan menceritakan sebuah kisah  misteri di masa lalu yang berceritakan tentang seorang nenek yang senang memelihara kucing yang jumlah nya sangat banyak sekali tapi ada satu kucing yang membuat hidup nenek selalu diteror bahkan mengancam kehidupan nya

‘’Jadi langsung saja aku akan menceritakan legenda kisah hantu berkepala kucing yang  keberadaan nya berada di jalan kuncir kuda tepat nya dekat dengan rumah peternak kucing di desa monyet kabupaten domba’’’
Dan peternak kucing itu dimilikin seorang nenek nenek yang dirumah nya hanya dia tinggal  sesorang saja bertemankan puluhan kucing yang diirawat nya tapi dari sekian banyak kucing yang di pelihara ternyata ada seekor kucing yang selalu meneror kehidupan nya sehari hari’’

‘’kucing nya banyak banget ada yang kepala nya besar ada yang kecil imut dan gosong alias kucing  yang kepala nya besar berwarna hitam mata nya Cuma 1 lagi

SERAM ENGGA?? IHHHH TAKUTT

‘’ini dia hantu berkepala kucing’’
‘’Jangan terlalu tegang santai aja karena ini hanya hantu berkepala kucing bukan hantu berkepala kamu’’
Coba aja kamu seandainya   berada di jalan tengah malem dalam keadaan sepi lalu bertemu hantu tapi hantu itu kepala nya kepala kamu’’ ‘ hahahaha pasti kamu takut kan???
‘’hahahaha’’

TAHUN 2009 ADA SEORANG NENEK YANG BERMUR  17 TAHUN????????
‘’OH MAAF SALAH KETIK SOALNYA  BARU SAJA ADA KUCING LEWAT  SAMBIL BAWA IKAN TONGKOL KESUKAAN AKU’’ 
‘’AKU LANJUTKAN’’
 MAKSUD AKU NENEK YANG SUDAH BER UMUR 75 TAHUN
Sehari hari nenek tua itu selalu mengurus kucing kucing nya yang dia rawat sejak dulu dan  dia sangat menyayangi kucing peliharaan nya kecuali kucing yang 1 ini…..entah mengapa dari puluhan kucing yang dirawat si nenek ternyata ada 1 kucing yang menurut nya tidak pantas di pelihara


Sore hari jam 5 aku berjalan jalan ke sebuah desa yang letak nya tidak jauh dari tempat nenek itu,,
Aku pun berhenti  sejenak saat melewati rumah nenek yang ramai akan kucing itu  lalu ku pasang ke dua bola mata ku untuk melirik sini melirik sana dan ternyata ehh ternyata dari sekian banyak kucing yang di pelihara ada 1 kucing yang benar benar  menakutkan bila dilihat,,,

‘’saat itu mata ku terpaku melihat kucing itu
‘’mata nya hanya 1
‘’kepala nya besar kira kira hampir sebesar panci di dapur kita
‘’dan warna kulit nya pun hitam pekat seperti yang habis di goreng sampai gosong

Aku pun terjatuh seketika karena pandangan mata nya yang sangat tajam dan mata nya  hanya 1 itu membuat ku seolah olah kucing itu menjatuhkan tubuh ku yang lemah tak berdaya ini,
‘’soalnya dari pagi aku belum makan ‘’
Tanpa banyak bicara aku merogoh rogoh saku ku untuk mengambil hand phone dan langsung saja kucing itu aku fhoto  dan langsung  aku edit  di aplikasi camera 360 dulu kucing itu
biar seperti  bersama aku di fhoto nya lalu setelah itu aku upload ke facebook
‘’sial dehhh’’ sahut aku
Ternyata kuota nya habis,,aku pun tak bisa mengabadikan karya ku itu
Lalu tiba tiba terdengar suara wanita  tua memanggil ku
‘’wahai anak muda’’ sahut nenek itu
‘’apa yang kamu lakukan dipekarangan rumah ku??

Aku pun menjawab
‘’maaf nenek aku hanya sekedar ingin fhoto kucing nenek saja’’
Dalam hati yang sangat takut dan rasa nya kaki ini ingin melangkah dengan cepat  dan ingin segera pergi dari tempat itu karena nenek itu bertanya sungguh menakutkan bagiku

Nenek pun bertanya
‘’apa kau bisa mendengar kan segala ketakutan ku anak muda??
Aku menjawab
‘’ketakutan seperti apa nenek?
‘’mari masuk kertumah nenek agar nenek ceritakan rasa ketakutan yang selama ini meneror hidup nenek

‘’aku saat itu sebenarnya sangat takut waktu nenek itu menyuruh ku masuk kerumah nya dan mendengarkan segala ketakutan yang ada pada dirinya  di curahkan kepada ku  tapi seketika aku menjadi khawatir saat mendengar nenek itu bercerita tentang salah satu kucing peliharaan nya
‘’anak muda mau minum apa kamu’’
‘’aku jawab’’ jangan repot repot nenek biar nanti saja saya yang bikn sendiri
Tak lama kemudian nenek pun menawarkan segelas minuman tehh  hangat yang diberikan untuk ku
‘’makasih nek’’ aku menjawab dengan senyuman meski rasa takut masih menyelimuti perassan ku saat itu tapi aku coba menenangkan diri karena aku ingat akan pesan ibu ku dan dia berkata seperti ini

‘’wahai anak ku’’ tahukah kamu bahwa
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. 

‘’seketika saat mengingat akan perkataan ibu ku ‘’aku pun menjadi tenang dan menikmati secangkir tehh hangat yang dibuat nenek itu’’
Sruurupppp wahhh sungguh nikmat nya tehh buatan nenek hingga hati ini menjadi tenang dan suasana pun mulai membawa ku jauh dari ketakutan seperti tadi’’
Tanpa basa basi aku pun bertanya tentang ketakutan seperti apa yang ingin di ceritakan pada ku

‘’nenek mau cerita apa??
‘’hampir  8 tahun yang lalu saat nenek ditinggal pergi selama lama nya oleh kakek/suami nenek ,,tiba tiba suasana di rumah ini berbeda begitu menakutkan’’
‘’maksud nenek menakutkan bagaimana????

Tiba tiba nenek berdiri dari tempat duduk nya lalu menuju ke jendela dan menunjuk ke suatu tempat

‘’anak muda kemarilah ada yang mau nenek perlihatkan kepada mu””
Aku pun bergegas mendekati nenek dan lalu
‘’kau lihat seekor kucing yang berdiri di bawah pohon beringin itu??
‘’iya nenek tapi ada apa dengan kucing itu??
Tangan kanan nenek mengusap usap dada nya  dan seakan akan wajah nya memperlihatkan sebuah ketakutan yang mendalam yang masih menghantui jiwa nya dan berkata
‘’setiap malem entah mengapa seperti ada kutukan yang diberikan kucing itu oleh sesuatu yang jahat yang tak bisa diterima akal manusia,,tapi ya sudah lah mungkin ini sudah takdir nenek’’
Aku merasa penasaran dengan cerita nenek yang  seakan akan tidak ingin menceritakan secara kseluruhan
‘’maksud nenek kutukan seperti apa??
‘’sudah lah anak muda waktu sudah menunjukan pukul 11 malem apa kau tidak takut dicari oleh orang tua mu??
‘’ya sudah nenek aku pamit pulang dulu’’

Aku pun bergegas pulang dan membuka pintu tiba tiba hujan pun turun dan aku terjebak diantara hujan yang deras lalu nenek berkata’’ bermalam lah disini anak muda bila itu membuat mu khawatir di perjalanan nanti’’
Dengan rasa terima kasih aku pun tersenyum mendengar nenek ,menawarkan untuk menginap dirumah nya,,tanpa basa basi aku pun menerima nya karena memang saat itu hujan sangat deras dan  nenek pu berkata
‘’ini kamar mu anak muda’’ dulu waktu anak nenek masih disini dia tidur d kamar ini
‘’memang anak nenek dimana sekarang??
‘’dia sudah tinggal bersama istri nya’’
‘’ohh ya sudah nenek selamat malam dan selamat tidur
‘’selamat malam anak muda’’
Nenek pun menutup pintu kamar rapat rapat dan aku pun tidur
Hujan pun semakin deras dan waktu sudah menunjukan jam 01 dini hari tapi aku belum bisa tertidur juga lalu aku terbangun dan aku merasa haus dan aku pun berjalan ke dapur tapi tiba tiba ketika pintu kamar aku buka ada seekor kucing tepat di depan pintu ku dan kucing itu memandang wajah ku dengan ke dua bola mata nya yang sangat tajam lalu dia bersuara layak nya kucing meong meong seakan akan  ada yang mau dia tunjukan kepada ku lalu tak lama kemudian kucing itu berjalan perlahan lahan dan aku pun mengkuti  kemana langkah kaki kucing itu dan dia seperti membawa ku ke tempat pohon beringin yang tadi sore nenek tunjukan di jendela dan seketika kucing itu berhenti tepat di bawah pohon beringin itu dan ke 4 kaki kucing itu menggaruk garukan cakar nya ke tanah tepat dibawah pohon beringin itu’’
Sejenak aku merenung lalu aku perhatikan kucing itu entah mengapa saat itu aku ingin membantu apa ingin kucing itu tapi aku tak mengerti …lalu tiba tiba terdengar suara nenek memanggil ku

‘’anak muda dimana kamu ? mengapa pintu dapur kau biarkan terbuka
‘’aku di sini nenek ,,
‘’sedang apa kamu disini anak muda??
Lalu aku pun beralasan
‘’aku sedang ingin menikmati udara malam nenek’’
‘’masuk lah anak muda di luar sana hujan dan tidak bagus buat kesehatan kamu
‘’iya nenek’’
Aku pun bergegas masuk tanpa aku sadari ternyata kucing itu mengikuti aku ingin masuk juga ternyata lalu nenek berkata
‘’mengapa kucing itu mengikuti mu??
‘’aku tidak tahu nenek’’
Dengan wajah seperti kesetanan dan nenek pun mengambil sebuah kayu panjang yang hendak di pukulnya ke kucing itu
‘’usir kucing itu aku tak sudi kucing itu masuk kerumah ini karena itu kucing kutukan dan usir dia’’
Aku pun mencegah perbuatan nenek yang hendak memukul kucing itu
‘’sudah nenek,,sudah nenek  hentikan itu’’
Tanpa basa basi Aku pun langsung menutup pintu dan mengunci pintu itu agar nenek terlihat puas akan kemarahan pada kucing itu

Dan aku pun kembali ke kamar  tapi aku merasa ada yang aneh dengan kejadian tadi,,bagaimana mungkin  seorang nenek yang sangat mencintai  semua peliharaan kucing  nya tapi hanya 1 kucing yang di benci dia….sulit untuk memahami sebuah arti  kata kata binatang tapi aku mulai menyadari bahwa  ada yang tak beres di rumah ini dan tentu nya ada sebuah petunjuk yang di perlihatkan seekor kucng itu lalu aku pun dengan langkah kaki secara rapat menyentuh bumi  dan pelan pelan kembali  membuka pintu kamar dan tiba tba kucing itu sudah ada di depan pintu kamar ku lalu aku pun mulai kembali mengikuti nya dan perlahan lahan membuka  pintu rumah belakang/dapur.

Aku pun tiba di dekat pohon beringin itu,,dan kucing itu kembali menggaruk garuk kan ke 4 kaki nya ke tanah seakan akan menyuruh aku bahwa ada sesuatu di dalam tanah itu yang terkubur,,,,aku pun mencari sebuah cangkul dan aku mendapatkan nya tanpa menunggu lama aku pun mulai menggali tanah itu dan tak lama kemudian aku melihat sebuah kain yang seakan akan seperti  membungkus sesuatu lalu aku pegang dan dengan wajah yang sangat kaget bahkan seluruh tubuh ku bergetar ketakutan ternyata di dalam kain itu ada tulang belulang yang terbungkus dan tengkorak kepala manusia dan seperti ada tulang binatang juga yang terbungkus di kain itu,,,

Aku pun mulai menyadari bahwa kucing yang selalu meneror kehidupan nenek itu adalah kucing ini ,,sesungguh nya apa yang telah terjadi dengan mu kucing?? Apa yang telah dilakukan nenek terhadap mu di  masa lalu itu?? Dan siapa tulang manusia yang kutemukan ini?? Kucing itu hanya memandang ku dengan tatapan mata nya yang menyimpan kesedihan meski aku hanya manusia biasa tapi aku mengerti perasaan mu meong meong…
Tiba tiba nenek sudah berdiri di belakang aku
‘’anak muda mengapa kau selalu mempersulit kehidupan ku?? Kucing itu kucing yang penuh dengan kutukan??
Aku pun menjawab dengan nada yang agak keras
‘’lalu siapa tulang manusia ini nenek?? Mengapa nenek menutupi apa yang terjadi di masa lalu nenek??
Aku yakin nenek adalah seorang ibu yang mengerti akan kehidupan keluarga nya…aku mohon katakan  pada ku apa yang tejadi???
Nenek pun tertunduk lesu dan terjatuh seketika lalu aku membantu dan memegang  ke dua tangan nya dan  si nenek langsung menceritaan kisah nya di masa lalu…
8 TAHUN YANG LALU sewaktu  suami nenek masih hidup nenek bertengkar hebat dengan nya ,,,
Aku pun bertanya ‘’masalah apa nenek kalu aku boleh tahu??
‘’seminggu sebelum kepergian nya suami nenek bercerita kalau dia mempunyai hutang kepada teman nya lalu tiba tiba saja dia ingin menjual rumah ini karena rumah ini pemberian dari ibu nenek yang tidak bisa dijual begitu saja tetapi suami nenek tetap memaksa dengan ancaman akan membunuh nenek bila tidak segera dijual ,,,ketika hari dimana sebelum kepergian suami nenek tiba tiba dia seperti  lelaki yang kemasukan setan hingga semua peralatan rumah dihancurkan nya dan nenek tidak bisa berbuat apa apa lalu tiba tiba saja suami nenek mencekik nenek dan nenek terjatuh hingga tepat di dekat pintu dapur lalu entah mengapa dan entah harus bagaimana nenek langsung mengambil sebilah pisau dan menusuk tepat ke dada suami nenek hingga dia bersimbahkan darah dan terjatuh tak bernyawa  lalu kucing kesayangan suami nenek pun tiba tiba ingin mencakar nenek tapi nenek langsung membela diri dengan sebilah pisau ini dan menusuk nya juga ke tubuh kucing kesayangan suami nenek,,,lalu jasad suami dan kucing nenek kubur di tepat di dekat pohon beringin…..



Aku pun terisak sedih saat mendengar cerita nenek ternyata apa yang terjadi ini hanyalah sebuah keimanan yang tidak mencukupin dan kurang nya keyakinan dan ketaqwaan nenek dan keluarga nya dalam mengarungi HIDUP  kekeluargaan …
"mari kawan kawan kita memperkuat iman kita dan ketaqwaan kita kepada tuhan yang maha esa dengan menjalani perintah nya dan mejauhi larangan nya serta selalu mengingat selalu akan kebesaran tuhan".
Semua cerita ini hanya lah unsur ketidak sengajaan dalam membuat nya tapi hanya ingin sekedar mengingatin bahwa hidup damai harus di landasin dengan ke imanan yang kuat karena setan adalah musuh yang nyata bagi kita seperti  al quran sudah jelaskan

الَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ ۖ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا [٤:٧٦]
“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.” (QS. An Nisa: 76)

HANTU BERKEPALA KUCING

Thursday, September 4, 2014

Jangan Kehilangan Harapan

Jangan Kehilangan Harapan

Jangan Kehilangan Harapan

Harapan itu penting, harapan akan memberikan kita semangat untuk terus berjuang loh. Rasakan saja ketika orang terdekat kita seperti keluarga yang meletakkan harapan kepada kita. tentu kita akan berjuang dengan semangat tanpa putus asa demi keluarga yang kita cintai.
HArapan


Dahulu, ada seorang pengusaha yang cukup berhasil di kota ini. Ketika sang suami jatuh sakit, satu per satu pabrik mereka dijual.

Harta mereka terkuras untuk berbagai biaya pengobatan. Hingga mereka harus pindah ke pinggiran kota dan membuka rumah makan sederhana. Sang suami pun telah tiada.

Beberapa tahun kemudian, rumah makan itu pun harus berganti rupa menjadi warung makan yang lebih kecil sebelah pasar.

Setelah lama tak mendengar kabarnya, kini setiap malam tampak sang istri dibantu oleh anak dan menantunya menggelar tikar berjualan lesehan di alun-alun kota.

Cucunya sudah beberapa. Orang-orang pun masih mengenal masa lalunya yang berkelimpahan. Namun, ia tak kehilangan senyumnya yang tegar saat meladeni para pembeli.

Wahai ibu, bagaimana kau sedemikian kuat?, mengapa semua cobaan yang telah menderamu tidak sanggup menghilangkan senyum tulus diwajahmu yang sudah mulai termakan usia ?

"Harapan nak! Jangan kehilangan harapan"

Bukankah seorang guru dunia pernah berujar, karena harapanlah seorang ibu menyusui anaknya.

Karena harapanlah kita menanam pohon meski kita tahu kita tak kan sempat memetik buahnya yang ranum bertahun-tahun kemudian.

Sekali kau kehilangan harapan, kau kehilangan seluruh kekuatanmu untuk menghadapi dunia".

Met malam semua and selamat beristirahat dengan penuh harapan bhw besok akan jauh lebih dari hari ini....Aamiin.

Semoga bermanfaat.

sumber: Motivasi Net


Jangan Kehilangan Harapan

Friday, April 18, 2014

Cerpen Cinta - Kekasih-kekasih

Cerpen Cinta - Kekasih-kekasih

Hari ini kita kembali ditemani oleh cerpen kiriman dari sahabat kita Childiesh. Mimin merasa banyak juga ni dari sahabat yang lain menantikan kiriman cerpen dari childiesh :D. Kiriman kali ini bertajuk Cerpen cinta sahabat. Tanpa memperpanjang kata mukadimah yoookkkk lansung aja kita baca sahabat.
Kekasih

Cerpen Cinta - Kekasih-kekasih

Di balik jendela rumahku yang tak berkaca. Kutemui matahari pagi tersenyum kepadaku seraya awan pamit terusik oleh burung kecil dengan tarian di atas tangkai-tangkai yang barusan bergaun air hujan semalaman. Aku belum beranjak dari tempatku, seseorang memanggil namaku dari bilik kamar.
“Ima……!
Ada apa?” jawabku.
“Ima, tolong bapak nak”
Suara itu adalah lelaki yang telah membesarkanku. Tanpa menunggu lama aku meninggalkan pemandangan pagi itu. Aku tak mendengar lagi cerita burung pada matahari terbit pagi itu.
“Kenapa pak”
“Tubuhku sangat terasa dingin nak”
Selimut yang tidak terlipat rapi di sampingnya langsung aku tarik dan menutupi tubuhnya. Matanya menatap sayup padaku. Seiring air matanya mengalir mewakili seribu bahasa yang ingin diungkapkan. Aku sentuh kesepuluh jari-jari kakinya. Dingin, yah sampai pergelangan kakinya terasa kurang bersahabat.
“Nak, tubuh bapak terasa sakit”
“Sakit?”
“Yah, entahlah bapak merasakan seribu rasa menjalar pada tiap lekuk tubuhku”. Tak lama kemudian, tubuhnya kaku dan tak bisa digerakkan. Matanya dipejamkan mencoba melawan dingin dan rasa ngilu di tubuhnya yang kian menjadi-jadi.
“Ima, tolong panggilkan ibumu nak. Bapak tidak tahan lagi”
“baik pak, aku akan segera memanggil ibu”
“Jangan lama yah?”
“baik pak!”
Air mataku menetes mengiringi langkah yang menemui ibuku di depan rumah.
“Bu, bapak bu”
“Ada apa nak?”
“bapak”
“Iya kenapa bapakmu nak?”
Belum aku menjawab, tiba-tiba ibu meninggalkanku. Dan bergegas menemui bapakku dengan tergesa-gesa. “Apakah kamu baik-baik saja?” hanya tubuhnya yang kian menggigil dengan suhu tubuh yang panas. Bibirnya pucat, tak memberikan sepersenpun jawaban dari pertanyaan yang baru dilontarkan ibuku. Aku tak hanya berdiam diri. Tanganku kuletakkan pelan di atas pundak ibuku lalu mencoba untuk merayu nuraninya yang kelam. Bu, sebaiknya bapak dibawa ke rumah sakit saja. Karena, aku khawatir panasnya kian manjadi-jadi. “Betul nak”.
Tubuh pak sudarso dibawanya ke rumah sakit dengan kendaraan umum yang sempat melintas di depan rumahnya. Namun, sesampainya disana seorang suster mencoba memberikan penjelasan.
“Maaf bu, Dokter tidak datang”
“Kami rencana untuk mengopname dan kurasa bapak secepatnya mendapatkan pertolongan nak”. Tak lama kemudian Dokter Kudus Paulus Al Hangus Bin Taurus bertubuh kurus dan kulit yang tak mulus datang hanya memberikan resep.
Tiga hari kemudian penyakit bapakku belum juga sembuh sedangkan, SMS plus telpon dari pacarku selalu berdering dengan irama yang sama. Lelaki itu memintaku dalam kegiatan lembaga yang di gelutinya. “Apakah aku harus meninggalkan bapakku yang masih terbaring atau haruskah mengekori langkah rinduku menemui kak Abe’?”
Pertanyaan itu selalu saja hadir sebelum dan sesudah air mataku berpapasan dengan kebisuan waktu, ragu selalu datang dan akhirnya kami bertekad untuk membawa bapak ke rumah sakit yang lain. Belum juga tali inpus melekat di pergelangan bapakku, ucapan salam dari seseorang yang sangat dekat denganku datang melambung senja yang belum bersolek.
“Halo, apakah kamu baik-baik saja?”
“Kamu bersama siapa?”
“Ria, putri jomblo dan Irma”
“Oh ya, bukankah kalian akan berangkat bersama rombongan untuk melakukan bakti sosial di Bikeru?”
“Kurasa tidak, lagian kami ingin menemanimu”
Perkataan itu disertai anggukan manis dari Ria dan Irma yang lebih dulu menemuiku. Kebahagiaanku tidak bisa kulukiskan dengan sederet kata. Mereka memang sahabatku, saudaraku yang tak sempat bersamaku dalam rahim ibuku. Malam kami habiskan dengan curhat-curhatan. Pangeran yang mendampingi kami tak lupa juga di perbincangkan tentu kak Abe’ dan Kanda Rian. Meski aku sadari kalau Irma harus bersaing dengan empat perempuan. Yah, katakanlah Hela, Ine, Andil, dan wiwi. Sedangkan untuk Ria hanya menceritakan kisah anak-anaknya.
Akan tetapi, bumi belum juga berganti kulit ketiga sahabatku itu pamit padaku. Aku tercengan, rasa sedih dan kegalauan seketika datang menggerogoti hati kecilku yang baru memujinya. Entahlah, kini aku bersama adik dan ibuku mengapit tubuh bapakku. Namun, aku patut mensyukuri karena lelaki yang memintaku untuk ikut bersamanya memahamiku. Hingga akhirnya, beberapa hari kemudian kami sekeluarga pulang mengikuti anjuran Dokter. Walaupun aku terkadang tak bisa memahami bila usia kata tak terbilang seribu detik atau mungkinkah Tuhan membisikkan sesuatu pada perjalananku musim ini?. Ah, kurasa mereka kekasih-kekasihku.
Damayanti Childiesh

demikian Cerpen Cinta - Kekasih-kekasih  , untuk sahabat yang suka janganlupa kasih like dan share ya sahabat.

Monday, April 14, 2014

Cerpen Religi - Senja di Padang Ilalang

Cerpen Religi - Senja di Padang Ilalang

Buat sahabat yang masih menantikan cerpen kiriman dari Childiesh.... Ini dia cerpen kiriman dari Childiesh. Nah, kali ini tajuknya cerpen religi sahabat pemikir cerdas. " Senja di padang ilalang " MMmmmmm membaca judulnya saja sudah gimana .... gt.. Senja di padang ilalang kalau di tempat mimin merupakan salah satu lokasi favorit banyak orang untuk hunting. OK... yuk lansung saja kita baca cerpen kiriman dari sahabat kita Childiesh.
Senja di Padang Ilalang

Cerpen Religi - Senja di Padang Ilalang

       Senja hari ini begitu indah, semilir angin begitu merdu diikuti tarian lembut sang ilalang. Suasana ini mengingatkanku pada kejadian dua tahun yang lalu sebelum aku dirawat di rumah sakit karena koma. Entah mengapa hidupku langsung berubah drastis 360° bagaikan terhipnotis oleh dedi corbuzer. Hanya sepatah kata yang diucapkan oleh gadis berkerudung itu, hatiku langsung luluh lantah dibuatnya bagaikan tsunami yang menyerang Aceh pada saat itu. Suara lembut, dan kerudung berwarna hijau yang dipermainkan oleh angin membuat keanggunan seorang gadis soleha. Aku masih ingat saat itu aku masih berusia 16 tahun, belum masuk kategori dewasa bagi seorang laki-laki seperti saya. Saat itulah rasa ingin tahuku tentang segala hal muncul satu per satu menggerogoti kehidupanku. Apa yang seharusnya tidak dilakukan, terpaksa aku lakukan karena rasa keingintahuanku tentang hal-hal yang baru yang dapat merugikan diriku sendiri.
Saat itu di bawah pohon akasia dekat hamparan ilalang yang tak jauh dari kampung tempat dimana paman dan bibi tinggal, aku melampiaskan rasa sakit hatiku terhadap kedua orang tuaku yang tidak pernah peduli dengan keadaanku. Setiap aku frustasi dengan masalah yang aku hadapi dan tidak ada seorang pun yang mempedulikanku, hanya obat haram itulah yang selalu menemaniku dan menjadi sahabat sejatiku. Sulit untuk lepas dari pengaruh pil setan yang membuat tubuhku ini lemah tak berdaya ketika obat itu tidak aku kosumsi. Sempat aku dilarikan kerumah sakit dan nyaris nyawaku melayang gara-gara pil setan itu, tapi mungkin tuhan masih ingin melihat aku hidup dan bisa bertobat di jalannya.
*************
Waktu itu aku dalam keadaan SAKAU alias (Sakit Karena Putau) gara-gara tidak mengkomsumsi pil setan itu dikarenakan uang jajan yang diberikan oleh ayah tidak cukup untuk membelinya. Akhirnya aku yang dalam keadaan kacau terus berlari kebingungan dan merasa frustasi, tanpa sengaja aku tersesat di sebuah perkampungan yang tak jauh dari kota tempat aku tinggal. Saat itu aku terkulai lemas, badan terasa perih bagaikan teriris pisau tajam. Karena tidak kuat badanku kurebahkan di bawah pohon akasia dekat padang ilalang yang begitu indah. Ingin rasanya berteriak sekeras-kerasnya untuk minta tolong agar orang-orang datang membantuku, tapi apa daya sepatah kata pun sulit keluar dari mulut ini. Aku hanya bisa pasrah dengan keadaanku sekarang, tiba-tiba ada seorang gadis berjilbab hijau menghampiriku. “ adik,....apa kamu baik-baik saja ?” tanya gadis itu padaku dengan suara yang lembut. Entah mengapa badanku seakan bertenaga setelah mendengar suara gadis itu, dengan perasaan yang tenang dan teduh melihat sorot matanya akupun dapat menjawab pertanyaannya. “ aku butuh bantuanmu, bawa aku ke rumah sakit aku tidak kuat !!! ”. Gadis itu sempat mengucapkan sesuatu lalu pergi meninggalkanku, tapi saat itu keadaanku setengah sadar sehingga apa yang diucapkannya tidak begitu jelas kudengar.
************
Sejak saat itu aku tidak ingat lagi dengan apa yang kualami selama ini, orang yang menolongku dan orang yang merawatku. Tapi disaat mata ini terbuka setelah sekian lama terpejam karena di vonis dokter aku mengalami koma, yang kulihat di depan mataku hanyalah ruangan kosong dengan bau obat-obat yang begitu menyengat di hidungku. “ingin rasanya aku mati saja, kenapa mesti ada yang menolongku seharusnya aku dibiarkan saja mati di tempat itu dari pada aku hidup tapi tidak ada seorangpun yang peduli padaku”. Pikirku dalam hati dengan penuh rasa keprihatinan dengan keadaanku sekarang. “ Ternyata adik sudah sadar yah ?, suara seorang perempuan yag tiba-tiba mengagetkanku”. Ternyata perempuan itu seorang suster di rumah sakit tempat aku di rawat. “ iya mbak “ , jawabku dengan singkat dikarenakan kondisiku yang masih lemah. “Alhamdulillah yah dek,,,akhirnya kamu sadar juga setelah sekian lama terbaring koma”. Ucap suster itu yang dari tadi menatapku dengan penuh rasa kasihan.
“Sus....sus......ter, aku mau bertanya sama suster”. Maaf dek...bukannya aku tidak mau ditanya tapi kondisi adek sekarang masih lemah dan masih butuh perawatan yang intensif jadi sebaiknya pertanyaannya di simpan saja, nanti ketika kondisi adek sudah membaik baru pertanyaannya aku ladeni. “jawab suster itu dengan tersenyum manis padaku”. Oh....makasih banyak sus....ter, sama-sama dek. Mendingan sekarang adek istirahat dulu supaya kondisinya membaik. “ucap suster itu sebelum dia beranjak pergi”. Perlahan demi perlahan kondisiku semakin membaik, waktu yang kubutuhkan cukup lama sampai kondisiku betul-betul stabil. Aku senang akhirnya tiba saatnya pertanyaanku pada suster itu terjawab sudah. Hampir setengah jam suster itu menceritakan kejadian yang kualami sejak awal aku di rawat di rumah sakit ini sampai sekarang. Ternyata gadis berkerudung hijau itu adalah seorang bidadari penolong bagiku. Aku pikir dia tidak peduli padaku tapi ternyata dia pergi untuk mencari bantuan pada penduduk desa.
*********
Satu tahun tujuh bulan aku mengalami koma, aku tahu semua ini dari cerita suster Rina yang selama ini merawat aku sampai aku tersadar dari koma. Setelah tersadar dari koma aku butuh waktu 5 bulan untuk proses pemulihan. Ternyata sudah dua tahun aku terbaring di tempat tidur ini tanpa bisa berbuat apa-apa. Hari ini tepatnya tanggal............ini merupakan hari yang telah di jadwalkan oleh dokter untuk membebaskanku pulang ke rumah. Setelah berpamitan dengan dokter dan para suster yang ada di rumah sakit itu khususnya suster rina, aku melangkahkan kaki dengan harapan aku menginjakkan kakiku di rumah sakit untuk yang terakhir kalinya. Dengan tergesa-gesa aku ingin pulang ke rumah dan memeluk kedua orang tuaku. Walaupun sampai saat ini mereka tidak begitu memperhatikanku tapi setidaknya mereka adalah orang yang telah membesarkanku dan membiayaiku sampai sekarang. Aku ingin minta maaf pada mereka, karena aku telah banyak berbuat salah.
Suasana rumah yang aku rindukan ternyata tidak berubah sama sekali, tetap sepi dan hanya suara cempreng mbok sumi yang selalu menghiasinya. Aku sempat bingung karena lupa dengan kamarku sendiri padahal kamarku merupakan surga pribadiku. Di kamar itulah aku sering berbagi dengan sahabat sejatiku yaitu obat haram. Kubuka perlahan kamarku, kuintip celahnya sedikit demi sedikit tidak ada yang berubah masih seperti dua tahun yang lalu. Tak sabar rasanya ingin kurebahkan tubuh ini di kasur empuk yang sepreinya sudah diganti dengan seprei gambar logo inter milan, club sepak bola favoritku. Mbok sumi sudah tau kalau hari ini aku sudah bisa pulang kerumah, makanya mbok sumi langsung mengganti seprei kasurku dengan seprei kesukaanku. Kupandangi satu persatu isi kamarku tak ada yang istimewa, tapi ada sesuatu yang menarik perhatianku. Secarik surat yang berwarna pink, ternyata surat itu adalah undangan pernikahan. Undangan itu kubuka dengan rasa penasaran, kata demi kata kubaca dengan seksama. Tapi aku masih bingung dengan undangan itu, tiba-tiba selembar foto jatuh dari bungkusan undangan itu.
Mata ini langsung menatap sosok wanita anggun yang mengenakan busana muslim itu, pandangan ini masih lekat pada sosok wanita itu. “Astaga.........inikan cewek yang pernah menolongku ???” ucapku dengan ekspresi kaget. Kubalik kembali undangan itu, ternyata Zahra Ramadani nama gadis itu, seorang gadis soleha yang lembut hati dan tutur katanya. Tanpa pikir panjang aku bergegas meninggalkan kamarku untuk mencari keberadaan gadis itu. Tak tahu kemana aku harus mencari keberadaan gadis itu , yang jelas aku harus ketemu dengannya dan mengucapkan terima kasih padanya. Karena dia adalah sosok bidadari penolong bagiku.
*************
Sudah seharian aku keliling kesana kemari untuk mencari gadis itu, tapi sedikutpun aku tidak mendapat informasi tentang keberadaannya. Akhirnya kuputuskan untuk pulang kerumah dan kembali mencarinya besok pagi. Hari ini begitu melelahkan, tapi aku tidak akan menyerah. Aku harus menemukan gadis itu meskipun aku harus mengelilingi isi dunia ini sekalipun “ucap Rio dengan rasa optimis”. Malam itu Rio begitu gelisah hingga tidak bisa tidur memikirkan gadis itu. Gadis yang selama ini dicarinya, ternyata sebentar lagi akan menjadi milik orang lain.
Keesokan harinya saat mentari menyapaku dengan senyuman hangatnya, kulanjutkan pencarianku yang sempat terhenti oleh gelapnya malam. Kawasaki ninjaku yang siap menemaniku, kini melaju dengan kecepatan tinggi bagaikan seorang pembalap moto GP yang beradu kecepatan di arena balapan. Dari kota satu ke kota yang lain kutelusuri tapi sedikitpun tak kutemukan jejak gadis itu. Sampai saat ini pun tak ada hasil yang kudapatkan, hanya rasa letih yang bersarang di badanku yang masih lemah ini. Senja sudah berada diperaduannya, kubalikkan arah menuju tempat yang selalu memberiku rasa ketenangan. “Rio........kamu mau kemana, kamu tidak mau singgah di rumah paman?” teriak paman ketika melihatku lewat di depan rumahnya. “aku mau ke bukit padang ilalang yang dekat sungai itu paman, nanti sebentar aku singgah”. Ucap Rio sambil mengurangi kecepatan motor yang dikendarainya. Dari kejauhan rio melihat sosok gadis berjilbab yang sedang menari-nari menikmati senja yang begitu indah saat itu. Semakin dekat posisi rio dengan tempat itu semakin lebar pula senyuman di bibirnya. Dia yakin benar kalau gadis yang dia lihat sekarang adalah Zahra yang selama ini dicarinya.

“Hay.........kamu masih ingat denganku?” ucap Rio dengan tersenyum lebar pada gadis itu. “Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatu.......insya Allah aku masih ingat” jawab gadis itu dengan suara yang lembut. Aku masih memandangi senyuman dari gadis itu, begitu menenangkan hati. Sampai-sampai mata ini tak berkedip melihat senyuman yang begitu indah untuk kedua kalinya aku melihat senyuman itu. “Afwan kanda,,,tidak sepantasnya kanda menatap ukhti seperti ini, karena bisa membuat zina mata bagi kita berdua”. Sekejap aku tersadar dari pandanganku, karena kata-kata yang keluar dari mulut mungil gadis itu. Entah apa yang ia katakan yang jelas aku tidak mengerti dengan perkataannya. Spontan aku tertawa terbahak-bahak sambil berkata “ maaf....aku tidak mengerti dengan apa yang kamu katakan tadi ” ucap Rio yang salah tingkah di depan gadis itu. Kujulurkan tanganku dan hendak berkenalan dengannya, tapi dia cuma tersenyum manis sambil menempelkan kedua tangannya danditaruh di depan dadanya. “ Afwan....kita bukan muhrim” ucap gadis itu singkat.
Senja saat itu begitu indah, dihiasi senyuman manis dan kerudung putih yang menari-nari tertiup angin. Hampir satu jam aku bercengkerama dengan gadis itu, banyak hal yang dapat kupelajari dari semua perkataannya. Tak sedikitpun kata-kata kasar yang keluar dari mulutnya. Hanya kata Subuhanallah yang pantas dia dapatkan untuk sanjungan bagi gadis seperti dia. Kata itu aku contek dari gadis itu, seorang bidadari dunia yang tidak gelap mata dengan kehidupan dunia. “Afwan....kanda, senja hampir meninggalkan kita. Saatnya ukhti pamit untuk pulang karena sebentar lagi akan memasuki waktu shalat magrib”. Ucap Zahra sambil berdiri dan beranjak pergi. Aku pun berdiri sambil bergegas mengikuti langkahnya, “Zahra.....aku lupa, aku ingin ketemu denganmu untuk mengucapkan banyak terima kasih atas pertolonganmu saat itu”. “Sama-sama” ucap Zahra dengan singkat dihiasi senyuman manis dibibirnya. Sejak saat itu Rio tidak pernah lagi ketemu dengan Zahra, mungkin itu pertemuan terakhir antara mereka berdua. Karena setelah Zahra menikah dengan seorang ustadz pilihan orang tuanya ia harus meninggalkan kampung halamannya dan imigrasi ke negeri Jiran Malaysia mengikuti suaminya yang mendapat tugas kerja disana.
Zahra adalah bidadari penolongku yang sengaja dikirim tuhan untuk meluruskan jalan hidupku. Berkat nasehat zahra yang bagiku begitu singkat ternyata membawa segudang ilmu. Walapun pertemuanku dengannya sangat singkat tapi aku bersyukur hidupku bisa berubah berkatnya. Sehebat-hebatnya Ustadz Jefri berceramah, tak sehebat nasehat Zahra padaku saat itu. Kini aku sadar dunia ini hanya tempat persinggahan sementara, dan akhiratlah yang kekal nantinya. Mulai sekarang apa yang dikatakan Zahra saat itu, aku akan terapkan dalam hidupku dan akan kubagi pengalamanku dengan orang-orang terdekatku. Aku masih ingat kata-kata Zahra “semakin banyak kita berbagi ilmu dengan orang lain, maka semakin banyak pula amal ibadah yang Allah akan berikan pada kita”. Ucap rio pada mbok sumi saat ia menceritakan pengalaman religinya bersama Zahra gadis idamannya itu.

Damayanti Childiesh
13- Mei - 2012

Sahabat banyak pesan yang ingin disampaikan oleh sahabat kita Childiesh memalu cerpennya. Semoga pesan tersebut bisa sampai kepada sahabat yang telah membacanya.

Cerpen Religi - Senja di Padang Ilalang