Monday, May 14, 2012

Cerpen Kehidupan : Jujur Untuk Kehidupan

Cerpen Kehidupan : Jujur Untuk Kehidupan


Cerpen Kehidupan : Jujur Untuk Kehidupan


- Sahabat pemikir cerdas yang setia selalu menemani. Banyak tabir kehidupan yang belum kita ketahui sahabat. Saatnya kita mencari taw smua tabir itu sahabat. hihihiiihih. Nah sahabat kali ini kita berbicara mengenai sebuah kejujuran sahabat. Ayo sahabat kita berbuat jujur
  sahabat.

Ada yang gamang untuk menjamahlembaran putih ini...
Terkatung – katung dalam kemelut bimbang...


Kadang tak mau menjadi pecundang dalam sebuah kenyataan...
Life must go on...
Terdengar hangat, sekalipun akan ditanggapi sinis oleh beberapa jiwa yang “sengak” dengan kehidupannya..


Angin terlalu lembut menyapa sore ini..
Hingga berakhirnya senja tak dirasa oleh butir hati yang sedari duduk termangu di bangku birunya..
Diam – diam menyapa sunyinya,
Entah dimana ia sembnyikan cerianya...
Dan ada dimana air matanya kalaupun ia sedang berduka...


Wahai mawar, yang jelita..

Tahukah kau ?
Lukamu adalah lukisan terindah atas kesabaran yang kau perjuangkan..
sesungguhnya banyak kehangatan kasih meliputimu..
Semoga kan berlalu  koyak ombak menerpa senyummu..
Sungguh hati rindu, menatap kerling indah tawamu...


White_rose.fs
Ratih Septiana


“ Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar ( dari kesalahan – kesalahanmu )”


( Q.S Asy Syuura : 30 )



Banyak di luar sana bertanya – tanya mengapa aku ini diuji seperti ini dan ini..?
Kenapa ujian ini ditimpakan padaku?
Bahkan , Naudzubillah...., sampai hati menyebut bahwa Allah tidak Adil dengan cobaan yang Dia bagi...



Istigfarlah wahai hati...
Sebelum menyalahkan keadaan ini, sudahkah kita bermuhasabah hari ini?
Sungguh kerusakkan yang berlaku adalah karena kecerobohan manusia itu sendiri, bukankah Allah sudah Sempurna dalam memberikan peringatan dan anjuran dalam kita Al qur’an?
Dan begitulah... memang banyak jiwa yang “memfasikkan” dirinya...dan tidak mau ambil peduli..



Innal insana lirabbihii lakanudd...
sungguh manusia itu sangatlah INGKAR kepada TuhanNYA..
wainnahua'la daalikala syahiyd...
dan sesungguhnya dia ( manusia ) menyaksikan ( mengakui ) keingkarannya..


Kejujuran dalam Hidup ini yang berupa kenyataan yang terjadi yang tak pernah kita duga datangnya, terkadang memang membuat kita sakit,
Namun, sungguh Allah hendak menguji di antara Kita, mana dari kita yang benar beriman... dan mana dari kita yang akan berpaling... ,



"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

 ( Q.S Al-Ankabut:2-3)



"....dan Kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar? Dan Tuhanmu, Maha Melihat"

(Q.S Al Furqan 25: 20)




Allah begitu jujur dan Maha Adil dengan Kekuasaan yang Dia punya. Dia tidak pernah memilih – milih mana hambaNya yang akan ia bagi ujian dan cobaan. Akan tetapi, Allah itu Maha Memahami, Maha Mengerti...
Dan Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kesanggupan manusia.
Betapa banyak jiwa yang terlalu angkuh dan sombong dengan apa yang mereka sibukkan sekarang ini, hingga ketika ujian menimpa seolah mereka ingin berteriak protes bahwa ujian ini tak pantas ditimpakan pada diri mereka. Atau bahkan jiwa yang sedang bersungguh – sungguh dalam ketaatan padaNya. Juga kadang tak lepas dari kelalaian, dan perasaan ujub. Merasa bahwa ia yang taatpun tak pantas diuji. Astagfirullah, semoga kita terhindar dari sikap yang seperti demikian..

Dan Allah Maha Adil, Maha Berkehendak.
Dan yang menang adalah jiwa yang mampu bertahan dengan kesabaran :


“Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Inna lillahi wa innaa ilaihi raji’un (Sesungguhnya kami milik Allah dan hanya kepada-Nya kami dikembalikan)’


(Al-Baqarah: 155-156)








" tidaklah seorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan gangguan, kegundahgulanaan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan - kesalahannya"

( HR Bukhari Muslim )


Dan rasa kemanusiawian kita tidak ada yang salah jika kita bersedih dan, yang salah adalah ketika kita merasa tidak pantas untuk diuji. Sementara kita faham, Allah Maha Berkuasa atas Segalanya. Allah menguji karena ingin menyucikan diri kita dari dosa, Allah memberikan cobaan karena Allah mau meningkatkan derajat kita. Asalkan... kita mampu bersabar dan belajar ikhlas menerima semuanya.



Ibnu Al Qayyim berkata :

“hati dan roh bisa mengambil manfaat dari penderitaan dan penyakit yang merupakan urusan yang tidak bisa dirasakan, kecuali jika di dalamnya ada kehidupan. Kebersihan hati dan roh tergantung kepada penderitaan badan dan kesulitannya”



Duka yang dinikmati dengan tawakallah...
Atas segala ikhtiar dan doa..
Insya Allah... Allah Maha Teliti apa yang terletak dalam lubuk hati.


“ dan sesungguhnya salah seorang di antara mereka benar – benar merasa gembira karena mendapat cobaan, sebagaimana salah seorang merasa gembira karena telah mendapatkan kelapangan”

( H. R Ibnu Majah )



Belajarlah kita dari bagaimana Allah telah begitu jujur dengan asma – asmaNYA..
Dengan Kekuasaan yang Ia punya..
Menggenggam bara api dalam telapak tangan yang lemah ini, memang terlihat riskan..
Akan tetapi, jika ada kemauan, kesungguhan keikhlasan yang dibarengi ketulusan niat karenaNYA...
Sungguh tidak ada yang mustahil.., karena kekuatan itu akan datang daripadaNYA..


"Dan orang-orang yang berjihad pada jalan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami."

 (QS. Al Ankabut: 69)



Dan kata indah dari bapak Motivator Indonesia :

“ Jika ada sakit hati, pelajarilah hal itu, karena itu pertanda bahwa kita diminta untuk memperbaiki diri”

( Mario Teguh )

Biarlah sedih yang membalur dalam keindahan sujud penuh muhasabah itu menjadi bekal dalam menuju syurgaNYA..
Tetaplah jujur pada yang baik..
Teguhlah setiamu untuk memuliakan kehidupan..
Anggunkanlah jiwa dengan kesahajaan menerima uji dan coba..
Dan sekalipun darah membanjiri putihmu...
Percayalah hatimu laksana mutiara syurga yang tersimpan di telaga Al kautsar-Nya..


Masya Allah...

Kejujuran akan mengunci semua hal yang nista ...
Karena jika jujur kita jadikan pengindah bagi sesama,
Tentu saja tak akan sampai hati kita rusak semua dengan dusta pengakibat api neraka ..

Insya Allah...




White_rose.fs
Ratih Septiana

Al farouq Home
Monday, 27 February’2012
7. 09 pm



 Cerpen Kehidupan : Jujur Untuk Kehidupan

Wednesday, May 9, 2012

Cerpen Kehidupan : Saya Memutuskan Berhenti Jadi Wanita Karir

Cerpen Kehidupan : Saya Memutuskan Berhenti Jadi Wanita Karir



Cerpen Kehidupan : Saya Memutuskan Berhenti Jadi Wanita Karir

- Sahabat pemikir cerdas kali ini ada sebuah cerpen yang sangat menggugah hati kita sahabat. Mungkin ini akan menyadarkan kita sahabat akan semua tindakan yang pernah kita lakukan. Cerpen ini sangat bermanfaat untuk para sahabat yang sudah membangun rumah tangga. Okeh deh sahabat lansung aja ke intinya, selamat baca ya .
Sore itu sembari menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar. Kulihat seseorang yang berpakaian rapi, berjilbab dan tertutup sedang duduk disamping masjid. Kelihatannya ia sedang menunggu seseorang juga. Aku mencoba menegurnya dan duduk disampingnya, mengucapkan salam, sembari berkenalan.

Dan akhirnya pembicaraan sampai pula pada pertanyaan itu. “Anti sudah menikah?”.
“Belum ”, jawabku datar.

Kemudian wanita berjubah panjang (Akhwat) itu bertanya lagi “kenapa?”
Pertanyaan yang hanya bisa ku jawab dengan senyuman. Ingin kujawab karena masih hendak melanjutkan pendidikan, tapi rasanya itu bukan alasan.

“Mbak menunggu siapa?” aku mencoba bertanya.
“Menunggu suami” jawabnya pendek.

Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya-tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya “Mbak kerja di mana?”

Entah keyakinan apa yang membuatku demikian yakin jika mbak ini memang seorang wanita pekerja, padahal setahu ku, akhwat-akhwat seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.

“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi” jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.

“Kenapa?” tanyaku lagi.
Dia hanya tersenyum dan menjawab “karena inilah PINTU AWAL kita wanita karir yang bisa membuat kita lebih hormat pada suami” jawabnya tegas.

Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya tersenyum.

Saudariku, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah hanya ingin didatangi oleh laki-laki yang baik-baik dan sholeh saja.

“Saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7 juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari dan es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Kamu tahu kenapa ?

Waktu itu jam 7 malam, suami saya menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Setibanya dirumah, mungkin hanya istirahat yang terlintas dibenak kami wanita karir. Ya, Saya akui saya sungguh capek sekali ukhty. Dan kebetulan saat itu suami juga bilang jika dia masuk angin dan kepalanya pusing. Celakanya rasa pusing itu juga menyerang saya. Berbeda dengan saya, suami saya hanya minta diambilkan air putih untuk minum, tapi saya malah berkata, “abi, umi pusing nih, ambil sendiri lah !!”.

Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23.30 saya terbangun dan cepat-cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya.

Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya (kami memang berkomitmen untuk tidak memiliki khodimah)? Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci. Astagfirullah, kenapa abi mengerjakan semua ini? Bukankah abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga.

Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, abi demam, tinggi sekali panasnya. Saya teringat perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air putih saja saya membantahnya. Air mata ini menetes, air mata karena telah melupakan hak-hak suami saya.”

Subhanallah, aku melihat mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yang di usapnya.

“Kamu tahu berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600-700 rb/bulan. Sepersepuluh dari gaji saya sebulan. Malam itu saya benar-benar merasa sangat durhaka pada suami saya.

Dengan gaji yang saya miliki, saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya dengan ikhlas dari lubuk hatinya. Setiap kali memberikan hasil jualannya, ia selalu berkata “Umi, ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah-mudahan Umi ridho”, begitulah katanya. Saat itu saya baru merasakan dalamnya kata-kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong dan durhaka pada nafkah yang diberikan suami saya, dan saya yakin hampir tidak ada wanita karir yang selamat dari fitnah ini”

“Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah-mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita itu sering begitu susah jika tanpa harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya" Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara.

“Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini. Saya sedih, karena orang tua, dan saudara-saudara saya justru tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja. Sesuai dugaan saya, mereka malah membanding-bandingkan pekerjaan suami saya dengan yang lain.”

Aku masih terdiam, bisu mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan.

“Kak, bukankah kita harus memikirkan masa depan ? Kita kerja juga kan untuk anak-anak kita kak. Biaya hidup sekarang ini mahal. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan. Nah kakak malah pengen berhenti kerja. Suami kakak pun penghasilannya kurang. Mending kalo suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai-santai aja di rumah.

Salah kakak juga sih, kalo mau jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak, Cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap dan yang paling buat kami kesal, sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantupun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu”. Ceritanya kembali mengalir, menceritakan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat.

“anti tau, saya hanya bisa menangis saat itu. Saya menangis bukan karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, Demi Allah bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya sudah DIPANDANG RENDAH olehnya.

Bagaimana mungkin dia meremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membangunkan saya untuk sujud dimalam hari ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata-kata lembutnya selalu menenangkan hati saya ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, padahal saat itu orang tersebut belum mempunyai pekerjaan ?
Bagaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah di hadapannya hanya karena sebuah pekerjaaan ?

Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-bandingkan gaji saya dengan gaji suami saya.
Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya.
Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak-hak suami saya.

Saya berharap dengan begitu saya tak lagi membantah perintah suami saya. Mudah-mudahan saya juga ridho atas besarnya nafkah itu. Saya bangga dengan pekerjaan suami saya ukhty, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya, karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan seperti itu.

Disaat kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. Tetapi suami saya, tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal. Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya.

Suatu saat jika anti mendapatkan suami seperti suami saya, anti tak perlu malu untuk menceritakannya pekerjaan suami anti pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya, dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis padaku. Mengambil tas laptopnya, bergegas ingin meninggalkanku.

Kulihat dari kejauhan seorang laki-laki dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm, meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, wanita itu meninggalkanku. Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho.

Ya Allah….
Sekarang giliran aku yang menangis. Hari ini aku dapat pelajaran paling berkesan dalam hidupku. Pelajaran yang membuatku menghapus sosok pangeran kaya yang ada dalam benakku.. Subhanallah.. Walhamdulillah.. Wa Laa ilaaha illallah... Allahu Akbar

Semoga pekerjaan, harta dan kekayaan tak pernah menghalangimu untuk tidak menerima pinangan dari laki-laki yang baik agamanya..
 Cerpen ini dikutip dari KUMPULAN KISAH NYATA PEMBERI INSPIRASI DAN MOTIVASI HIDUP

Cerpen Kehidupan : Saya Memutuskan Berhenti Jadi Wanita Karir

Sunday, May 6, 2012

Kata Motivasi : Ketika Kita Harus Memilih

Kata Motivasi : Ketika Kita Harus Memilih



Kata Motivasi : Ketika Kita Harus Memilih


Pilihan Sulit
 Sahabat pemikir cerdas memilih dan memutuskan sesuatu itu memang berat sahabat tetapi kita harus memilih dan memutuskannya pada saat itu juga sahabat. Disana kita akan diuji dengan pilihan dan keputusan yang kita ambil sahabat. Nah sahabat ini ada sedikit cerita unik yang di kutip dari sebuah group yang bernama KUMPULAN KISAH NYATA PEMBERI INSPIRASI DAN MOTIVASI HIDUP sangat menarik sekali sahabat, cobalah sahabat simak berikut ini.

Silahkan pilih orang yang terpenting dalam sepanjang hidupmu.
Disaat menujuh jam-jam istirahat kelas, dosen mengatakan pada mahasiswa/mahasiswinya:

“Mari kita buat satu permainan, mohon bantu saya sebentar.”

Kemudian salah satu mahasiswi berjalan menuju pelataran papan tulis.

DOSEN: Silahkan tulis 20 nama yang paling dekat dengan anda, pada papan tulis.

Dalam sekejap sudah di tuliskan semuanya oleh mahasiswi tersebut. Ada nama tetangganya, teman kantornya, orang terkasih dan lain-lain.

DOSEN: Sekarang silahkan coret satu nama diantaranya yang menurut anda paling tidak penting !

Mahasiswi itu lalu mencoret satu nama, nama tetangganya.

DOSEN: Silahkan coret satu lagi!

Kemudian mahasiswi itu mencoret satu nama teman kantornya lagi.

DOSEN: Silahkan coret satu lagi!

Mahasiswi itu mencoret lagi satu nama dari papan tulis dan seterusnya.

Sampai pada akhirnya diatas papan tulis hanya tersisa tiga nama, yaitu nama orang tuanya, suaminya dan nama anaknya.

Dalam kelas tiba-tiba terasa begitu sunyi tanpa suara, semua Mahasiswa/mahasiswi tertuju memandang ke arah dosen, dalam pikiran mereka (para mahasiswa/mahasiswi) mengira sudah selesai tidak ada lagi yang harus dipilih oleh mahasiswi itu.

Tiba-tiba dosen memecahkan keheningan dengan berkata, “Silahkan coret satu lagi!”

Dengan pelahan-lahan mahasiswi itu melakukan suatu pilihan yang amat sangat sulit. Dia kemudian mengambil kapur tulis, mencoret nama orang tuanya.

DOSEN: Silahkan coret satu lagi!

Hatinya menjadi binggung. Kemudian ia mengangkat kapur tulis tinggi-tinggi. Lambat laun menetapkan dan mencoret nama anaknya. Dalam sekejap waktu, terdengar suara isak tangis, sepertinya sangat sedih.

Setelah suasana tenang, Dosen lalu bertanya, “Orang terkasihmu bukannya Orang tuamu dan Anakmu? Orang tua yang membesarkan anda, anak adalah anda yang melahirkan, sedang suami itu bisa dicari lagi. Tapi mengapa anda berbalik lebih memilih suami sebagai orang yang paling sulit untuk dipisahkan ?

Semua teman sekelas mengarah padanya, menunggu apa yang akan di jawabnya.

Setelah agak tenang, kemudian pelahan-lahan ia berkata, “Sesuai waktu yang berlalu, orang tua akan pergi dan meninggalkan saya, sedang anak jika sudah besar setelah itu menikah bisa meninggalkan saya juga, yang benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah suami saya.

Note :
Terkadang dalam hidup ini kita sering di hadapkan akan pilihan sulit. Dan kita harus melalui semua itu dengan hati yang lapang.

Dari: Widiyanto Yudie

Kata Motivasi : Ketika Kita Harus Memilih

Friday, May 4, 2012

Cerpen Cinta : Senyumam Pemikat Hati

Cerpen Cinta : Senyumam Pemikat Hati


Hmmm Untuk para Pesona setia yang masih jomlo. Royallah dengan senyuman,karena senyumanmu itu indah dam merupakan salah satu cara untuk bisa memikat si dia tentunya.
SENYUM menjadi ibadah karena nilai kebahagiaan yang diberikan kepada orang lain. Sikap positif satu ini juga dapat diandalkan untuk memikat kaum adam.

Kendati situasi sedang tidak menyenangkan, senyuman membuat hati terasa lebih nyaman. Tak peduli seberapa gugup diri Anda menghadapi kencan pertama, tidak akan ada yang mengalahkan kekuatan senyuman untuk membuat lawan bicara bertekuk lutut.

Berdasarkan poling yang dilakukan British Dental Health Foundation, fakta tersebut disebabkan senyum merupakan tingkat ketertarikan tertinggi bagi pria dan wanita. Peneliti menemukan fakta lain yang akan menggiring Anda harus tersenyum lebih sering. Demikian seperti yang dikutip Femalefirst, Kamis (12/5/2011).

• Senyum, mendapat posisi tertinggi pada poling ketertarikan secara fisik antara pria dan wanita.

• Tahukah Anda, saat berjumpa dengan seseorang, senyuman pertama diperuntukkan untuk diri sendiri, sementara senyuman pertama menandakan Anda pribadi yang terbuka dan ramah?

• Jika teman kencan tidak membalas senyum Anda, kemungkinan dia tidak tertarik pada Anda.

• Saat Anda tersenyum, senyuman Anda dapat membuat lawan bicara lebih bahagia  - yang menurut mereka cukup menarik.

• Senyuman yang ditunjukkan ke teman kencan, menandakan teman kencan untuk dapat rileks dan menjadi dirinya sendiri.

• Responden pria menyatakan, senyuman lebar dengan kontak mata langsung mengirimkan pesan yang membuat pria makin terpikat.

British Dental Health Foundation menyimpulkan senyuman merupakan faktor penting dalam aspek kehidupan kita, dalam karier, hubungan percintaan, ketertarikan fisik juga kesehatan.

Chief Executive, British Dental Health Foundation, Dr Nigel Carter, mengungkapkan, "Studi ini tidak hanya mengingatkan Anda pentingnya merawat kesehatan mulut, yang dapat menggiring pada kepercayaan diri untuk tersenyum, dan dapat membuat perbedaan yang cukup besar dalam kehidupan Anda."
Cerpen Cinta : Bingkisan Dari Lubuk Hati

Cerpen Cinta : Bingkisan Dari Lubuk Hati

Wah sahabat pesona, berikut ini sekumpulan kalimat yang sangat menarik dam memiliki arti yang mendalam
Ada ratusan toko berjajar di kota ini. Di dalamnya terpajang ribuan bahkan jutaan barang menarik untuk dibawa pulang.

Anda hanya perlu sedikit kelapangan hati untuk membeli sebuah produk sederhana, mengemasnya secara hati-hati. menyisipkan secarik ucapan, dan memberinya sebagai bingkisan pada rekan kerja sekantor yang telah menjalin kerja baik selamaini.

Bukan soal berapa uang yang harus anda belanjakan, namun seberapa panjang hubungan yang ingin anda rajut dengan mereka.

Berikan bingkisan sebagai tanda penghargaan dan terima kasih pada rekan kerja anda.

Anda mungkin tak mampu menjadi rekan kerja yangbaik. atau bukan teman bicara yang mengerti keluh kesah sahabat.

Andamungkin bukan pemimpin yang baik, yang belum bisa menyediakan lingkungan kerja yang menyenangkan, atau memberikan upah yangmencukupi seluruh kebutuhan mereka, namun anda bisa berikan sekotakbingkisan dari lubuk hati anda.

Percayalah, sesuatu yang berasal dari hatiakan selalu singgah di hati pula.