Cerpen Cinta - Malaikat Kecilku
Lama tidak posting sesuatu disini, apalagi postingan cerpen cinta. Sekian lama tidak aktif blogger, hari ini baru sempat untuk posting suatu cerpen. Cerpen ini saya dapatkan dari sebuah group di facebook. Ada pesan moral disini dan sangat bagus. saya putuskan untuk share lagi di sini. Belakangan ketika membaca di facebook banyak sekali berita hoax atau gosip serta berita- berita politik yang masuk tidak pada tempatnya. Setidaknya klo disini rada jauh dari hoax dan pemberitaan politik yang buat kita rakyat biasa ini bingung. Okay lanjut lagi ke cerpen Cinta. Bagi sahabat yang telah memiliki keluarga kecil, cerpen ini bisa dijadikan contoh bagai mana mendidik buah hati.
|
Cerpen Cinta |
Istriku berkata kepada aku yang sedang baca koran, "Berapa
lama lagi kamu baca koran itu? Tolong kamu ke sini dan bantu anak
perempuanmu tersayang untuk makan."
Aku taruh koran dan
melihat anak perempuanku satu2nya, namanya Lala tampak ketakutan, air
matanya banjir di depannya ada semangkuk nasi berisi nasi susu
asam/yogurt (curd rice). Lala anak yang manis dan termasuk pintar dalam
usianya yang baru 8 tahun. Dia sangat tidak suka makan curd rice ini.
Ibuku dan istriku masih kuno, mereka percaya sekali kalau makan curd
rice ada “cooling effect” (menurunkan panas dalam).
Aku
mengambil mangkok dan berkata, "Lala sayang, demi Papa, maukah kamu
makan beberapa sendok curd rice ini? Kalau tidak, nanti Mamamu akan
teriak2 sama Papa."
Aku bisa merasakan istriku cemberut
di belakang punggungku. Tangis Lala mereda dan ia menghapus air mata
dengan tangannya, dan berkata “Papa, aku akan makan curd rice ini
tidak hanya beberapa sendok tapi semuanya akan aku habiskan, tapi ada
yang aku mau minta....” agak ragu2 sejenak “aku mau minta sesuatu sama
Papa bila habis semua nasinya. Apakah Papa mau berjanji memenuhi
permintaanku?”
Aku menjawab “Oh pasti, sayang.”
Lala tanya sekali lagi, “Betul nih Papa ?”
“Iya, pasti," sambil menggenggam tangan anakku yang kemerah mudaan dan lembut sebagai tanda setuju.
Lala
juga mendesak Mamanya untuk janji hal yang sama, istriku menepuk
tangan Lala yang merengek sambil berkata tanpa emosi, "Janji," kata
istriku.
Aku sedikit khawatir dan berkata, “Lala jangan
minta komputer atau barang2 lain yang mahal ya, karena Papa saat ini
tidak punya uang.”
Lala menjawab, "Jangan khawatir, Lala tidak minta barang2 mahal kok."
Kemudian
Lala dengan perlahan-lahan dan kelihatannya sangat menderita, dia
bertekad menghabiskan semua nasi susu asam itu. Dalam hatiku aku marah
sama istri dan ibuku yang memaksa Lala untuk makan sesuatu yang tidak
disukainya.
Setelah Lala melewati penderitaannya, dia
mendekatiku dengan mata penuh harap, dan semua perhatian (aku, istriku
dan juga ibuku) tertuju kepadanya.
Ternyata Lala mau kepalanya digundulin (dibotakin) pada hari Minggu!!!
Istriku spontan berkata, "Permintaan gila, anak perempuan dibotakin, tidak mungkin!"
Juga
Mamaku menggerutu, "Jangan terjadi dalam keluarga kita. Dia terlalu
banyak nonton TV dan program2 TV itu sudah merusak kebudayaan kita."
Aku coba membujuk, "Lala kenapa kamu tidak minta hal yang lain kami semua akan sedih melihatmu botak."
Tapi Lala tetap dengan pilihannya, "Tidak ada Papa, tak ada keinginan lain." kata Lala.
Aku coba memohon kepada Lala, "Tolonglah kenapa kamu tidak mencoba untuk mengerti perasaan kami."
Lala
dengan menangis berkata, "Papa sudah melihat bagaimana menderitanya
aku menghabiskan nasi susu asam itu dan Papa sudah berjanji untuk
memenuhi permintaanku. Kenapa Papa sekarang mau mengingkari sendiri?
Bukankah Papa selalu mengajarkan, bahwa kita harus memenuhi janji kita
terhadap seseorang apapun yang terjadi?"
Sekarang aku memutuskan untuk memenuhi permintaan anakku, "Ok. Janji kita harus ditepati."
Secara serentak istri dan ibuku berkata, "Apakah kamu sudah gila?"
"Tidak," jawabku, 'Kalau kita menjilat ludah sendiri, dia tidak akan pernah belajar bagaimana menghargai dirinya sendiri."
"Lala, permintaanmu akan kami penuhi."
Dengan kepala botak, wajah Lala nampak bundar dan matanya besar dan bagus.
Hari
Senin, aku mengantarnya ke sekolah, sekilas aku melihat Lala botak
berjalan ke kelasnya dan melambaikan tangan kepadaku. Sambil tersenyum
aku membalas lambaian tangannya.
Tiba-tiba seorang anak laki-laki keluar dari mobil sambil berteriak, "Lala, tunggu saya."
Yang mengejutkanku ternyata, kepala anak laki-laki itu botak juga.
Aku berpikir mungkin 'botak' adalah model jaman sekarang.........
Tanpa memperkenalkan dirinya seorang wanita keluar dari mobil dan berkata,
“Anak
anda, Lala benar-benar hebat. Anak laki-laki yang jalan bersama-sama
dia sekarang, Alex adalah anak saya. Dia menderita kanker leukemia.”
Wanita
itu berhenti sejenak, nangis tersedu-sedu, “Bulan lalu Alex tidak
masuk sekolah, karena pengobatan kemo-terapi, kepalanya menjadi botak
jadi dia tidak mau pergi ke sekolah takut diejek oleh teman-temannya."
"Nah, minggu lalu Lala datang ke rumah dan berjanji kepada anak saya untuk mengatasi ejekan yang mungkin terjadi.
Hanya saya betul-betul tidak menyangka kalau Lala mau mengorbankan rambutnya yang indah untuk anakku Alex.
Bapak dan istri bapak sungguh diberkati Tuhan mempunyai anak perempuan yang berhati mulia.”
Aku berdiri terpaku dan aku menangis, malaikat kecilku, tolong ajarkanku tentang kasih.
Ambil pesan positif nya yah. dan jangan lupa untuk berbagi kebaikan untuk lainnya.
Cerpen Cinta - Malaikat Kecilku