Ketemu lagi sahabat pemikir cerdas kali ini ada yang baru ni tentang
Cinta sahabat.Sahabat sudah pernah kan merasakan bagai mana cinta itu datang dan pergi sesukanya.Nah sekarang kita akan berbicara tentang cinta sahabat abis2san kita berbicara mengenai cinta sahabat.
senja selalu tersenyum ramah pada kemuningnya...
awan - awan berbalut jingga kehitaman....tentram,
tutur lembut angin masih sama dengan hari kemarin
ah terlalu sepikah hingga yg dalam itu kini membeku hingga kelu...
menyambut waktu dan menyisakan masa pada bait - bait purnama ..
buaian sederhana yg memikat... berirama bersenandung sendu..
dan...senyum indah itu bernama... samudera...
sementara malam terlalu hening ketika denting tak menguak bunyi dari persembunyiannya...
masih membekas... lengkap kini yang sudah terampas...
akan tetapi walau smua terpecah, terbelah
yg 1 tetaplah setia
karena CINTA tidak mengakhirkan dirinya dengan kenestapaan,
melainkan... keikhlasan yg dapat buat KITA BAHAGIA dengan kuat dari-NYA
suara hatiku terlalu kelu ...
kelu untuk terikat dalam bahasa, ataupun tertuang pada kata – kata mutiara...
sementara di luar sana...
gejolak jiwa terus paksaku ntuk katakana yang sesungguhnya..
biru, masihkah biru alirku?
sementara pulau itu terlalu gersang pada karam ombak yang mencoba menyapu lembut setiap tepinya..
(Ratih .Septiana)
Jakarta
AL Farouq Home
Selasa, 19 Juli 2011
8/51 pm
***************************************************************************************
Pecahan
logam itu, terlalu kekal untuk ku hilangkan. Kepingan yang lebih
berharga dari mutiara itu, entahlah sulit lagi ku temukan.
maaaf ganggu ni sahabat.. kata-kata berikut mantap banget....
Malam
ini seperti malam yang sudah – sudah. Menikmati lampu – lampu kota dari
balkon lantai 2 aku terdiam, termenung khidmat. Bukan tanpa isi, yah...
masih sama. Hembusan nafas bersama doa, kerlingan mata sayu membawa
harapannya, tinggi ke langit yang hitam berhias bintang itu. Namun
keikhlasan itu, yang bersamanya luka peneguh langkah cerita tetap aku
haturkan utuh penuh pada Dzat yang lebih jujur dari kejujuran hatiku
saat ini, lebih mengerti dari apa yang tidak aku fahami, apa yang
terjadi dengan diriku saat ini.
Ah siapa yang
mengira senyum setiap pagi itu coba sembunyikan getirnya rasa, apakah
sekitar dapat mendengar isakan tangisku bersamaannya dengan diamku yang
seribu bahasa? Kalau begini, aku jadi kangen dan rindu bapak, hmm kangen
sama rindu apa bedanya? ( hmm....)
“ kehidupanmu akan termulai lebih baru nul, dan semoga lebih baik” terngiang
kalimat dari sahabat sedari aku duduk SD. Devi.., tahukah aku pun rindu
kebersamaan kita. Devi yang dulu manja, ternyata sekarang ia bertambah
dewasa. Hehehehe peace dev, jangan marah deh kalau aku bilang begini.
Ah, kau tahu apa yang menjadi kisahku, kau tahu itu, terakhir kali
ngobrol by chat dia bilang “
Semoga dipertemukan dengan yang lebih baik, dan segera. Amin” doanya setelah kita berdua chat berdua.
Ingat juga dengan.....
“mbak,
apa kabar? Aku semalam mimpiin kamu, aku kangen waktu kita makan
bareng, mbak sehat kan? kangen kalau kita makan pasti mbak minta aku
beli krupuk ke warung sebelah, itu kebiasaan yang aku rindukan....,
bagaimanapun mbak tetap mbakku, aku sayang sama mbak, jaga diri baik –
baik di sana ya....” sms Vian adikku yang ke 2 batinku tumben nih
anak smsperhatian yang sedikit romantic, padahal dia cuek banget, di
susul sms Thosan, “
Assalamualaikum..., mbak apa kabar? Kamu baik baik aja to? Sehat?”
Thosan,
Vian, Oki..3 jagoan yang diamanahkan padaku, oh Ibu... maafkan aku jika
aku tak dapat sepenuhnya menjaga mereka. Doaku selalu bersama kalian
wahai para pemuda. Rinduku, ah.. haruskah aku menuliskan dan
membicarakan itu, tidak. Ku rasa kalian tahu bagaimana bentuk cintaku
untuk kalian.
Lampu – lampu yang indah, angin yang
lembut. Berdesir hatiku dibuatnya..., aku merasa nyaman kadang ketika
saat sendiri seperti sekarang ini. Teringat pula kata salah satu sahabat
hangat diskusiku , kak Eko hehe..
“masih lagu lama? Kakak ga mau ah
baca tulisan yang masih di Solo, sekarang kan sudah di Jakarta udah
jadi cewek metropolis harusnya ga sama dong, kakak mau liat warna yang
beda dari Anna” semangat dan dukungan itu... terima kasih kak. Insya Allah tanpa harus menjadi
“cewek metropolis” seperti yang kakak bilang, pastilah kakak bisa baca warna yang lain dari diri Anna, meski
“isi” dari Anna tetap sama. Heheee....
********************************************************************
“ eh ratih entih........, ngapain di situ?” panggilan
sayang kak Lina mengejutkanku yang menyepi di sudut depan balkon lantai
2, entih itu anti katanya, tapi emang dia suka manggil gitu, heheee..
“
lagi liat lampu kak, bagus, indah juga ya kalau diliat dari sini. Anna suka” jawabku tanpa bergeming dari tempat dudukku.
“Iya, tapi jangan ngelamun.. ga baik, mending baca buku atau tilawah” saran kak Lina kepadaku.
“
siap Murabbi, cuma Anna pengen di sini aja dulu kak, tenang aja Anna ga
ngelamun kok, insya Allah dzikirnya sama doa di hati sambil diam” jawabku nyengir.
Kak
Lina adalah salah satu kakak akhwat yang satu rumah denganku kini,
beliau baik dan sering juga menjadi tempat shareku. Termasuk share
tentang sekarang yang entah mulai karam, atau hilang...pulau itu...,
semoga dia tetap berseri tanpaku. Tentu dan pastilah, bukankah ketika
penjagaanku tak sanggup lagi ku lakukan, aku sudah meminta Allah agar
menjaganya.., karena ku tahu ALLAH, sebaik – baiknya penjaga.
“ lagi mikir apa sih, kok serius banget, Anna ada masalah ya? Kenapa? Jangan sedih – sedih dong”hibur
hangat kak Lina, jadi inget kak Elyana, yang doyan banget bilang gitu,
tapi sekarang dia sedang koas di salah satu Rumah Sakit Karawang. Hmm,
kak El kangen deh Anna.
“ ga kok , Cuma menghayati pemandangan aja, Tadzabur Alam dengan diam” jawabku setengah bercanda.
“ owh okey, silahkan dilanjutkan deh entih hehe” katanya sambil berlalu.
*********************************************************************************
1 rumah dengan akhwat ber- 13 dan semuanya dokter, mungkin yang sastrawati aku aja, hihihi... kata kak Sonia
“bahasa Anna terlalu tinggi, tak fahamlah apa tuh artinya, Anna dapet darimana sih? Jiplak atau bikin sendiri?” tanyanya kemarin yang juga sering baca status halaman FB ku
,“
jiplak
ga ada ah di kamus Anna, Anna lebih suka dijiplak, daripada menjiplak,
hehehe, kecuali kalau sangat penting dan pasti ana kasih sumbernya” jelas ku waktu itu.
Jadi
kangen kakak Murabbi yang sekarang udah pulang ke Negara asal,
Malaysia, kak Dina, puisi cinta Ana dibacanya 3 kali, baru masuk
maknanya.
“ Anna akak dah baca dah puisi ana kena 3
kali baca barulah faham, bahasa tinggi sangat, tak faham, tapi bisa
juga, like like like... sedih bacanya huhuhu” begitu komentnya setelah puisi cinta by email Anna layangkan padanya. Hmm ukhty... betapa aku juga sangat merindukan dirimu.
Kalau
Pulau? Siapa pulau itu na? Itu hanya kami yang tahu... dan matahari ada
dalam sisi keterangan yang paling jelas. 3 rangkaian yang ketika di
satukan menjadi keindahan tersendiri. Samudera, Pulau dan Matahari.
Semoga Allah menjaga mereka. Amin.
*******************************************************************
tempat untuk bersandarnya waktu dan keadaan hati yang kadang tak menentu...
semua terkemas apik, meskipun sederhana dalam kenangnya....
tapi mungkin tidak dalam menemani dan mengisi keksosongan hari dan hampanya...
ijinkan ku titipkan pada-Mu...
bahwasannya smua ini begitu berarti...
ijinkanlah aku perjelas garis – garis ketulusanku untuknya....
ijinkanlah semua merasa damai karena nadir memaksimalkan segala upaya...
ku mohon pada-Mu....
jangan jadikan cacat dalam paras atau pada ruas kanvas yg terukir jelas pada kemas utuhnya hati..
untuk dia dan mereka....
tempatkanlah kenang indah pada hati yang selalu berbunga...
atau bahkan pada gelapnya masa ketika ia bermuram...
untuk dia dan mereka yang menjadi sebuah kenangan dan realita....
**********************************************************************************
Kak Meisya hanya tersenyum mendengar share ku kali ini, share tentang fasal Tauhid yang bertema
“
Bagaimana kah Kita Mengenal Allah?”
“jadi
Anna, mengambil yang pada intinya atau simplenya, bagaimanakah untuk
kita mengetahui, mengenal dan merasakan kewujudan Allah, adalah dengan
cara kita lebih dalam mengenali apa yang ada dalam diri kita. Kehidupan
ini adalah seni yang paling sempurna. Manusia terlahir dengan akal,
perasaan, dan fikiran. Dan semua itu berfungsi karena ia hidup. Hati
yang hidup adalah dia yang peka, dan yang mampu merasakan kesakitan,
kesedihan, kebahagiaan. Subhannallah banget kan kak? Dan pastilah semua
itu tersusun rapi, kepercayaan kita terhadap ciptaan Allah, akan membawa
kita bertambah yakin karena keberadaan Allah itu pun tertanda ada dalam
diri kita.”
Lagi..., Murabbiku tersenyum.
“benar
Anna, seperti gambaran yang tadi ana singgung, jika ada mobil yang
berjalan, pastilah ada yang mengendarai itu keyakinan kita, dan manusia
yang hidup itu ada yang mengendalikan. Bumi yang berputar itu ada yang
mengatur, itu tidak berdiri sendiri, tidak bergerak tanpa ada yang
menggerakkannya. “ jelasnya ulang.
“ yah, seperti yang ada di dalam surah AL Jasiyah ayat 3 – 4 :
‘Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk orang- orang yang beriman.
Dan
pada penciptakan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang
bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk
kaum yang meyakini,’
Tapi di sini
bukan berarti kita dapat memahami sifat Allah yang kesemuanya, misalkan
Anna memang pernah tertanya sendiri untuk apa sebenarnya Allah
menciptakan kita? Mematikan kita, dan Mengatur sedemikian rupa? Dan si
sinilah jawabannya, karena manusia berbatas pengertiannya. Dan untuk
sifat – sifat Allah yang tidak kita ketahui seperti juga Allah Maha
Tinggi, dan Dia Layak untuk Disembah, yang Maha Suci, Maha Menghitung.
Anna jadi inget ceramah ustadz Jefri al Bukhori, beliau berkata “ kita
tak pantas untuk memikirkan pekerjaan Allah, yang seperti bagaimana
Allah bisa menganggapi doa – doa dan mengabulkan permintaan para
hambaNYA, Bagaimana Allah Mengatur sedemikian rupa rangkaian kehidupan
manusia, kita tidak boleh, karena itu bukan hak kita. Ada bagian yang
tak mampu kita untuk melampauinya ataupun berfikir tentannya. Tugas kita
adalah sebagai muslim yang beriman ... sami’na waa’tona, kami dengar
dan kami taat.” Jelasku panjang lebar.
“Iya.. “ jawabnya singkat diserati senyum khasnya. Hmm kak Meisya.
“Anna ada mau share apa – apa ga?” tanyanya,
“hmm......, apa yah, mungkin sedikit, boleh?” kataku balik bertanya.
“banyak juga ga papa kalu kita sempet” jawabnya ramah.
“
Gini...,ada seseorang menuaikan kasih sayangnya, akan tetapi ternyata
kasih sayang itu membuahkan hasil yang tidak diharapkan, katakanlah
bahwasannya sebuah perhatian yang di taburkan ternyata malah membawa
ketidak sukaan pada yang lainnya. Di sini seseorang bukannya tidak adil
dalam membaginya, ia berusaha, hingga pada akhirnya jika keadaannya
sudah dapat mengotori hati yang lain, karena ketidak sukaan mereka
terhadap dirinya, ia akan pergi... mungkin tanpa harus meninggalkan apa
yang menjadi keputusannya, bagaimana menurut kakak? Apakah ada kasih
sayang yang menyakiti? Anna rasa tidak, tapi kisah ini sangat berbeda.” Jelasku serius, sedikit sendu.
“maksud Anna keputusan dalam hal apa?” selidik kak Meisya,
“keputusan
untuk jujur, menjadi diri sendiri, untuk tetap membagi kasih sayangnya
sekalipun dalam alur dan cara yang berbeda, karena bukankah keputusan
itu adalah bagian dari komitmen itu sendiri? “jelasku dengan tersenyum lembut.
“ Baiklah, lalu kenapa perhatian seseorang itu bisa menjadikan yang lain tidak suka? “ tanyanya lagi.
Dan aku menggeleng,
“
Anna tidak tahu, yang pasti kesedihan seseorang itu bukan karena
tertampikknya kasih sayang yang ia bagi, namun justru kasih sayangnya
itu bisa menyebabkan orang lain tidak suka. Dan ia sadar kalau itu bisa
menyebabkan hati ternodai, yang bisa menjadi rasa iri, ataupun dengki.
Karena itulah dia beranjak pergi, bukan karena ia menjadi seorang
pengecut, tapi dia lebih mementingkan perasaan yang lainnya, dibanding
perasaan dia sendiri.” Jawabku panjang.
“Kakak
rasa, tak perlu selalu menjaga perasaan orang lain, karena perasaan
seseorang yang Anna ceritakan itu juga penting, karena di dalam hatinya
ada kejujuran untuk berbuat baik, terserah saja jika yang lain tidak
suka, yang penting orang itu melakukan dengan hati yang ikhlas, kalaupun
tidak ada respon yang baik, tak perlu juga memaksakkan kehendak untuk
mengambil hati seseorang yang kita kasihi, kita boleh beranjak dari
keadaan itu, tanpa harus berubah sikap ataupun menunda niat yang ingin
kita buat, bukankah itu lebih baik? Yang penting ridho Allah sama kita” nasehatnya halus.
Aku tersenyum
“
yah, kakak betul, dan itulah yang seseorang itu lakukan sekarang,
karena orang yang mengerti bukanlah dia yang memaksa orang yang
dikasihinya untuk berubah, tapi sebaliknya, adalah dia yang menerima
apapun yang ada dalam diri orang yang ia sayangi, karena ia yakin dengan
penerimaan itu mungkin suatu waktu Allah-lah yang akan memberi tahu”
Kak Meisya tersenyum lagi memandangku, sambil mengusap bahuku
“ iyah, insya Allah”
***************************************************************************
Lain Waktu.....
Masih mencoba mengerti dan memahaminya, untaian nasehatnya... ,Dia yang juga tak lelah memberiku semangat,
“Anna, ada hadis cantik coba denger” pintanya,
“Barangsiapa
memurkakan Allah swt untuk meraih keridhoan manusia maka Allah murka
kepadanya & menjadikan orang yg semula meridhoinnya jadi murka
kepadanya. Dan barang siapa yang menginginkan Keridhoan Allah swt
(meskipun) dlm kemurkaan manusia, maka Allah swt akan meridhoinya &
meridhokan kepada orang yg pernah memurkainya, sehingga Allah swt
memperindahnya, memperindah ucapannya dan perbuatannya dalam
pandangannya.”
(HR. Athabrani)
So, Anna, Karina minta Anna tetep semangat yah!” katanya dengan senyum di balik layar kaca skype sore tadi
Yah
Karina , sahabat hangat dan sangat tepat bagiku ketika Allah
mempertemukan kita. Sekalipun dia jauh karena musti menyelesaikan
pendidikan di Negara yang menjadi impianku bertandang ke sana sebelum
aku mengenalnya karena tempat yang begitu teduh juga asri menurutku, New
Zeland, tapi ku rasa ia faham cinta dan kasih ini tak akan berkurang.
Ku jawab singkat yang dengan senyum sesungguhnya penuh haru
“ insya Allah, jazakillahu khoir ya ukhty...”.
“terima kasih ya Allah kau berikan aku kekayaan dengan memiliki sahabat seperti dia” batinku
sembari mendengar nasyid Maher Zain berudul “Thank You Allah”, ah
entahlah... jika aku mendengarkan lagu ini, sungguh lagu itu
mengingatkan bagaimana aku bersyukur karena bertemu dengan dia, sebuah
nama cinta bernama Karina.
***********************************************************************
Kehidupan biarlah ku eja atas nama doa, ikhtiar dan tawakal.
Seikat dan segumpal harap rindu mendayu menuju kekal, tak semudah dan tak segampang ku balik kan telapak tanganku.
Biarlah
lembut hati yang kan meluluhkan segala kekerasan, tak ada satupun jiwa
yang tak mau berbahagia, namun bukankah keindahan itu tak selalu ia yang
bersama?
Ku eja atas asma asma yg penuh cinta dan kasih itu,
agarlah tenang hatiku ketika badai ragu menerjang teguh dan yakinku.
Semua menari, semua menyanyi, berdendang tentang sebuah alur alur sendu.
Nyanyian alam membaringkan jiwa pada kerinduan – kerinduan yang alami,
namun sungguh tak pernah ku temui smua itu di sini. Kalupun ingin
menghadirkan salah satu sisi yang hidup dengan alami, sungguh itu
membutuhkan waktu yang lebih mengerti dan memahami.
senja masih tersenyum ramah pada kemuningnya...
tutur lembut angin masih sama dengan hari kemarin...
ah terlalu sepikah hingga yg dalam itu kini membeku hingga kelu...
menyambut waktu dan menyisakan masa pada bait - bait purnama ..
*********************************************************************
Aku
tak tahu, terkadang semua yang utuh dan penuh dari hati itu sungguh
benar aku haturkan pada mereka, tapi aku sadar ....seperti apa yang
pernah aku ucapkan
“tak semua kebaikkan, akan di terima dengan baik dan berbalik dengan baik” yah,
tapi sebenarnya kebaikan itu adalah setelah kita memberikannya, bukan
pada saat kita berbagi dengan kebaikkkan itu sendiri. Karena hasil dari
kebaikkan yang terkadang tak sesuai dengan harapan, adalah hal yang
menguji sebuah niat yang tulus yang lahir dari hati. Seseorang yang
tulus itu akan tahu, apa yang menolaknya lantas tidak menjadikan
kesetiaannya berkurang untuk menjaga kemurnian dari ketulusannya. Karena
Kasih sayang itu tidak merusak. Menetap pada hal yang sering
bertemankan
“penerimaan”, adalah bagian dar
i “kebesaran” dari sebuah
ketulusan.
Bukankah ketulusan itu akan terbayar mahal oleh kesadaran? Ya, itu
pasti.... karena Tuhan Maha Adil. Dia tahu apa yang ada dalam hati ini.
Wanita
ayu nan manis itu pernah mengajarkanku tentang sebuah kesabaran,
penerimaan yang sangat luar biasa menurutku dalam kehidupan. Keteguhan
yang kuat, kekurangan yang tak menjadikan beban yang menghalanginya
untuk memberi. Dia adalah Ibuku. Dan dari dirinya aku belajar kini.
Ku
rasa tak perlu menyalahkan orang lain, jika semua apa yang diberi
kembali dengan hal yang tidak mengenakkan. Mungkin aku yang salah,
aku
salah menuangkan air dalam cawan – cawan yang masih tertututup rapat,
hingga tumpah dan aku sendiri yang basah. Samudera itu memiliki birunya
yang terbentang, air nya yang menyejukkan setiap orang yang memandang.
Namun terkadang pula tak ada yang mau jika airnya yang berlebih itu
menyejukkan santun pengertian yang sulit untuk difahamkan. Karena
tak semua musti dibicarakan, mencoba untuk diam sesaat dan merasakan apa
yang ada di sekitar, itulah yang harusnya kita lakukan. Agar kita tahu
apa yang terjadi, dan dimana letak kurang bijak kita dalam kedewasaan
ini.
Seseorang membutuhkan kesedihan agar ia mengenal arti kebahagiaan….
Seseorang memerlukan rasa amarah ketika ia menghadapi keegoisan, agar ia tahu apa arti berbagi dan bertoleransi…
Dan, Seseorang tidak akan pernah kuat jika ia tak pernah merasa jatuh , sakit dan kembali bangkit….
******************************************************************************
Jangan pernah merasa
“sudah” memberikan
yang terbaik, jika semua yang tengah kita beri dan bagi itu adalah
karena ada tujuan tersendiri ( egois). Karena kehidupan ini adalah
untuk selalu dipelajari dan dipahami, hingga kita mengenal sebenar –
benarnya arti dari
“pengertian”. Banyak orang yang
mengerti, tapi tidak faham dalam bersikap dan memutuskan persoalan,
sebab itulah kita dianjurkan untuk selalu belajar, karena untuk
mempertahankan suatu yang baik itu jauh lebih sulit daripada sebelum
kita mendapatkannya.
Dan kehidupan yang aku tahu dan aku mengerti, memang tak mudah.
Tak ada jalan yang tak terjal bagi sebuah
“keikhlasan, kebaikkan, ketulusan” , karena semua yang baik memang menanjak untuk menjadikan kita giat
“berlatih”. Entah itu hati kita, kesabaran kita, maupun pengertian yang betul – betul memahami dari rasa mengerti itu sendiri.
ada yg berkata
"tak selamanya kejujuran itu menjadikan kita lebih baik, karena diam itu adalah "emas". Itulah mengapa kejujuranpun harus diseimbangi sikap & pemikiran yang dewasa, yang bijaksana dalam menyampaikannya.
Karena itu pun, kebenaran terkadang datang terlambat, dan jujur memerlukan waktu.
Biarlah
yang indah itu terdapat bagian yang tak sesuai dengan apa yang kita
inginkan, karena mungkin tanpa kita sadaripun kesempurnaan adalah ketika
semua warna beradu dalam corak – corak tinta yang berbeda. Sehingga
senja itu pun akan terlihat lebih haru membiru dengan warna merah,
orange, hitam, kelabu, merah dan juga ungu… , (lucu ya kayak pelangi :P )
Dan
hidup akan menjadi sangat berwarna ketika kita mampu memaknai sebuah
peristiwa dengan sebijak dan sedewasa mungkin. Pengertian adalah ilmu
kehidupan. Dan kehidupan membutuhkan suatu ketegasan dan keberanian
untuk memilih, karena keberanian adalah kejujuran. Dan si sinilah letak
“tarbiyah hati“ yang sesungguhnya.
Dan
karena ku yakin, luka apapun yang tak dapat disembuhkan oleh manusia,
namun dengan kesempurnaan-NYA akan dapat menyembuhkan segala luka.
Sungguh tiada yang Mustahil bagi Allah ta’alla.
****************************************************************************
Untukmu yang ku sayangi karena kasih-Nya kepadaku agar membagikannya untukmu...
ada banyak hal yang mungkin tak kau tahu dariku,
betapa
banyak tersimpan segala kurangku atau bahkan lebihnya kasihku yang ku
kemas dalam hati yang bahkan tertuai untukmu, namun kau tak merasakan
hal itu...
dan aku masih setia untuk satu jujurku yang masih tersimpan baik ,
bahwa itu demi Ridho-Nya ...
jejak – jejak langkahku kan terukir pasti bersama waktu yang ada padamu, pada KITA.
*********************************************************************************
ada senyum tipis pada wajah yang sedari datar mengingat semua waktu itu...
di luar hujan telah mewakilkan sebuah perasaan yang teramat dalam...
Sebelum aku Pergi,
Kenanglah aku dalam sederhananya masa dengan jujurnya rasa,
Karena semua tuangan tinta tak akan kau temui sedikitpun dusta di dalamnya...
Dan yang kau kenal adalah
samudera cinta bernama Anna....
Ratih .Septiana
white_rose
Jakarta
AL Farouq Home
Kamis, 21 Juli 2011
1 . 27 pm
Cerpen-Samudera Cinta